KULTUM RAMADHAN: Menumbuhkan Kedermawanan

- 25 April 2022, 07:45 WIB
Illustrasi bersedekah/ nu online
Illustrasi bersedekah/ nu online /nu online/

POSJAKUT -- Bulan Ramadhan laiknya ruang kelas, yang waktunya ditentukan sesuai jadwal pelajaran yang tersedia. Di dalamnya terdapat beragam sisi, dari mulai kantuk, lapar, sampai semangat ibadah yang besar. Semuanya terkumpul menjadi satu.

Sebelum memasuki ruang kelas, mari kita perhatikan kisah ini terlebih dahulu: “Imam Ahmad ditanya tentang seseorang yang memiliki (uang) seribu dinar, apakah orang tersebut seorang zahid?”

"Ia menjawab: “Iya, dengan syarat ia tidak senang saat (uangnya) bertambah, dan tidak sedih saat (uangnya) berkurang.” (Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ‘Iddah al-Shâbirîn wa Dzakhîrah al-Syâkirîn, Beirut: Dar al-Arqam, 2016, hlm. 213)

Kenapa kisah di atas perlu diperhatikan? Karena ada hal yang perlu kita tambah dan tingkatkan dalam puasa kita.

-Baca Juga: JADWAL IMSAKIYAH dan SHALAT: Untuk Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi

Penjelasannya begini, setiap puasa kita hanya terpaku pada upaya menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan. Tapi kita kurang dalam hal “penahanan yang aktif” yang berwujud dalam derma atau pemberian.

Berderma atau bersedekah bukan persoalan mudah. Dibutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar kaya dan mampu. Dibutuhkan “pertahanan aktif” yang kuat, yang bisa memaksa seseorang yang bertahan dari kekikiran, ketidaktulusan dan rasa eman-nya.

Tidak jarang orang yang sudah berlimpah harta, tapi enggan berderma.

Karena itu, kisah di atas perlu diperhatikan, bahwa tidak masalah seseorang itu kaya sekaya-kayanya, selama bertambahnya harta tak membuatnya senang, berkurangnya harta tak menyusahkan hatinya.

Jika perasaan ini sudah membias dalam diri, maka ia bisa disebut orang yang “zahid”, orang yang bisa menahan keberatannya untuk bersedekah. Berkurangnya harta tidak menyedihkannya, bertambahnya pun tidak menyenangkannya.

Dengan kata lain, tidak membuatnya terlena. Tentu, untuk sampai ke maqam ini tidaklah mudah. Dipenuhi ragam serangan keberatan, ke-eman-an, dan kekikiran.

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini