POSJAKUT – Umat muslim dunia sangat paham kalau bulan Ramadan itu menjadi ladang pahala.
Pahala berlimpah, keberkahan, pengampunan, dan rahmat Allah SWT tercurah di bulan suci ini.
Keberlimpahan rahmat hanya diberikan kepada hambaNya yang ikhlas dan taat menjalankan semua perintah dan melakukan segala kebajikan.
Seperti yang disebut Prof Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Al-Qur’an menyebutkan bahwa lafal Ramadhan berasal dari kata irmadha yang berarti “membakar” atau “mengasah”.
Baca Juga: Kultum Ramadhan: Allah dan Nabi Tak Mensyaratkan Usia Tua Baru Bertobat
Lafal tersebut bermakna dihapusnya dosa-dosa manusia, habis terbakar, dikarenakan kesadaran dan amal shaleh yang diperbuat.
Pada bulan tersebut juga dijadikan sebagai waktu untuk mengasah dan mengasuh jiwa manusia.
Dalam laman resmi MUI, KH Cholil Nafis, menyebut dalam bukunya “Menyikap Tabir Puasa Ramadhan” bahwa hampir semua anugerah dan kemuliaan yang diturunkan oleh Allah Ta’ala terjadi pada malam hari.
Peristiwa-peristiwa tersebut di antaranya yaitu waktu turunnya Alquran (Nuzul Alquran), Isra dan Miraj, dan malam Qadar (Lailatul Qadar).
Artikel Rekomendasi