Hikmah Puasa: Muhammadiyah Tak Terikat Mazhab Fiqif dan Tariqat Sufiyah

- 8 April 2022, 08:25 WIB
Ilustrasi doa//saintif.com
Ilustrasi doa//saintif.com /cirebonraya,pikiran-rakyat.com/

POSJAKUT -- Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang memahami Islam berdasarkan pada al-Quran dan al-Sunnah. Tidak terikat dengan aliran teologis, mazhab fikih, dan tariqat sufiyah apapun.

Bagi Muhammadiyah, kembali kepada al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan langkah pembebasan dari kungkungan primordialisme mazhab dan taklid yang membelenggu kreativitas berijtihad.

“Ciri Muhammadiyah manhajnya itu adalah tajdid, toleransi, terbuka, tidak bermazhab. Di sini jelas sebagai ciri Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah tidak bermazhab. Kenapa bisa?”

“ Muhammadiyah menempatkan Ulama sangat tinggi. Kita bedah kitab-kitab mereka sebagai rujukan. Misalnya, di Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM), dan pesantren-pesantren Muhammadiyah lainnya,” ujar Ghoffar Ismail dalam Pengajian Tarjih edisi ke-109.

-Baca Juga: Kultum Ramadhan: Allah dan Nabi Tak Mensyaratkan Usia Tua Baru Bertobat

Dalam proses penentuan hukum, ulama-ulama mazhab biasanya melakukan ijtihad secara personal. Sementara Muhammadiyah, kata Ghoffar, mengambil langkah ijtihad jama’i.

Dalam buku Tanya Jawab Agama jilid II disebutkan bahwa ijtihad jama’i adalah aktivitas ijtihad yang dilakukan secara kolektif, yaitu kelompok ahli hukum Islam yang berusaha untuk mendapatkan hukum sesuatu atau beberapa masalah hukum Islam.

“Ulama mazhab ketika berijtihad secara fard (personal), tapi kalau Muhammadiyah itu adalah jama’i. Kita dalam Majelis Tarjih ini memang tidak semuanya hafidz, tidak semua hafal hadis, tapi mereka yang secara bersama-sama ini melakukan ijtihad.”

“Tentu tidak mengatakan lebih baik dari Imam Mazhab, tapi di sisi kekuatan juga perlu diapresiasi karena mereka bersama-sama,” terang dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini