Kramat Tunggak, Lokasi Prostitusi Legendaris di Jakarta Utara yang Sempat Mendunia, Kini Disulap Jadi.....

- 18 Februari 2022, 17:55 WIB
Mesjid Raya Islamic Center Jakarta Utara dulu lokasi prostitusi Kramat Tunggak
Mesjid Raya Islamic Center Jakarta Utara dulu lokasi prostitusi Kramat Tunggak /Foto : Nur Aliem Halvaima / PosJakut

 

POSJAKUT - Pernah dengar nama "Kramtung" atau singkatan dari "Kramat Tunggak"? Lokasinya berada di Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Dulunya adalah tempat kumpul pria "hidung belang" dan "kupu-kupu malam".

Jumat 18 Februari 2021, POSJAKUT mampir di sini. Sekalian numpang sholat di Mesjid Raya Jakarta Islamic Center Jakarta Utara di Jalan Kramat Raya, yang dulu bekas Kramat Tunggak ini.

Sekedar diketahui, Kramat Tunggak yang lokasinya seluas 11,5 hektar ini, dulunya adalah lokasi pelacuran (prostitusi) terbesar di Indonesia setelah Dolly Surabaya, Jawa Timur.

Namanya Lokres (Lokalisasi dan Resosialisasi) WTS (Wanita Tuna Susila) "Kramtung" alias Kramat Tunggak. Dikenal juga sebagai tempat "jin buang anak", bahkan tempat "jin bikin anak". 

Baca Juga: Sebelum Keburu Pindah ke Kalimantan, Yuk Kita Menelusuri Jejak Ibu Kota Jakarta di Museum Sejarah!

"Nama Kramat Tunggak itu sudah go internasional atau mendunia," kata Surya, warga setempat, dengan nada serius.

Buktinya, dikenal oleh pelaut asing, terutama yang kapalnya sandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Pelaut ini mencari hiburan malam di Kramat Tunggak.

Keterangan yang diperoleh POSJAKUT, Kramat Tunggak dulunya adalah tempat penampungan Pekerja Seks Komersial (PSK) -- nama lain WTS -- hasil operasi dari sejumlah tempat.

Oleh Gubernur Ali Sadikin waktu itu, para "wanita malam" Kota Jakarta ini dibuatkan satu komplek di Kramat Tunggak, lalu di bawah pengawasan dan pembinaan Dinas Sosial, atau Sudin Sosial di tingkat Kota Jakarta Utara.

Baca Juga: Berwisata Sejarah ke Museum Bahari Jakarta Utara, Ada Koleksi Kapal dan Perahu Tradisional Nusantara

Selain komplek prostitusi, Pemrov DKI Jakarta juga membangun fasilitas pendukung lain. Seperti Panti Pendidikan Wanita (P2W), tempat latihan dan pembekalan keterampilan. 

Tujuannya, sebagai modal atau bekal jika nanti insyaf dan kembali ke masyarakat. Sayangnya, program ini terkesan tidak efektif. 

Sebab, banyak yang sudah pulang kampung, tapi balik lagi ke Kramat Tunggak berprofesi WTS karena mengaku tak bisa hidup di kampung.

Tapi di tangan Gubernur DKI Jakarta (ketika itu) Sutiyoso (Bang Yos), di lahan tempat "jin buang anak" bahkan "jin bikin anak" ini, disulap jadi Mesjid Raya Jakarta Islamic Center" -- seperti sekarang ini.

Baca Juga: Masjid Al Alam Si Pitung di Marunda Jakarta Utara, Ada Sumur Air Tawar Padahal Dekat Laut, Koq Bisa Ya?

Dalam proses pembebasan lahan, tak sedikit yang mengambil keuntungan pribadi. Banyak oknum Pemkot Jakarta Utara terlibat, dan harus "mondok" di penjara karena korupsi ganti rugi Kramat Tunggak.

Sementara para mantan Pekerja Seks Komersial (PSK) -- nama lain dari WTS, juga para germo (pengasuh, mami, pengelola, ibu asuh), lalu dialihprofesikan. Bahkan ada dipulangkan ke kampung masing-masing. 

Mereka diberi keterampilan dan sebagainya, sebagai modal kembali ke masyarakat.

Di sanalah POSJAKUT, Jumat 18 Februari 2022, menumpang sholat jamaah Dhuhur. Dulunya ada dua komplek, sekarang jadi satu dan bagian dari halaman mesjid.

Baca Juga: Rumah Si Pitung di Marunda Jakarta Utara, Ternyata Dibangun Haji Safiuddin Suku Bugis Makassar

Pak Sutiyoso terima kasih. Anda telah menyulap daerah prostitusi menjadi daerah "prosurgawi". Keren...!!.***

 

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini