Fuzi mengatakan, apresiasi dengan memberikan pengharagaan seperti ini diharapkan mendorong RW lainnya untuk aktif dalam kegiatan pemilahan smpah mandiri di lingkungnny masing-masing.
Salah seorang warga RW 01 Kelurahan Gambir, mengaku selama sethun ini sudah menjalankan program pilah sampah mandiri di rumahnya. Selain bisa membantu mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPST Bantar Gebang, dari kegiatan ini dia juga dapat menabung uang.
Baca Juga: Timnas Indonesia Hajar Timor Leste 4-1, Pelatih Shin Malah Kecewa
Seperti diketahui, sampah merupakan suatu buangan atau sisa dari satu hal yang sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Pada dasarnya, jenis sampah terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu sampah organik dan sampah non-organik.
Perbedaan paling mendasar dari kedua jenis sampah ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk terurai. Sampah organik merupakan jenis buangan yang bisa dan relatif cepat mengalami penguraian.
Baca Juga: Dinas Sosial DKI Akan Beri Paket Bantuan pada Tiap Keluarga yang Terpapar Covid19 di Jakarta
Sebaliknya, sampah non-organik sulit untuk diurai dan membutuhkan waktu yang cenderung lama. Sampah organik bisa terurai meski dibuang begitu saja dan akan hilang dengan sendirinya.
Sebaliknya, sampah non-organik biasanya akan sulit terurai. Yang termasuk dalam daftar sampah jenis ini adalah botol minuman, plastik, dan kaleng. Sampah ini tidak akan hancur dalam waktu yang lama meski dibakar sekalipun.
Karena itulah perlunya pemilahan sampah dari sumbernya, karena sampah non organic ternyata masih memiliki nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih terpakai. ***
Artikel Rekomendasi