POSJAKUT -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menegaskan pihaknya masih tetap mempertahankan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen terhadap semua sekolah di Jakarta.
Bahwa ada beberapa sekolah di Jakarta yang muridnya terpapar covid19, kemudian sekolah tersebut ditutup selama 5 hari, lalu pembelajaran kembali dilakukan secara daring, menurut Ahmad Riza Patria memang demikian aturan mainnya.
Dalam SKB 4 Menteri cukup jelas disebutkan bagaimana aturan umum terkait pelaksanaan belajar tatap muka 100 persen untuk wilayah yang berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 dan 2.
Mengacu pada SKB 4 Menteri terbaru, sekolah tatap muka terbatas bisa diselenggarakan setiap hari dengan jumlah siswa 100 persen dari kapasitas ruang kelas.
Kalau ada klaster baru dalam perjalanannya PTM, maka selama lima hari murid kembali belajar secara daring dan sekolah yang besangkutan ditutup sementara sekama 5 hari.
Penutupan sekolah sementara selama lima hari berguna bagi pihak sekolah untuk melakukan tracing guna penelusuran terhadap siswa yang terpapar Covid-19.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tegas Wagub DKI itu memiliki pertimbangan tersendiri tidak menunda proses pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen seperti daerah penyangga meskipun kasus covid19 di Jakarta terus meningka.
Kenapa PTM tetp dipertahankan meski ada beberapa siswa terpapar covid 19? Menurut politisi Partai Gerindra itu, karena Pemprov DKI Jakarta meyakini semuanya masih dalam kendali dan pengawasan yang baik.
"DKI memiliki kebijakan dan pertimbagan berbeda dengan daerah penyangga di Bogor, Depok, dan Bekasi," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, di Balai Kota Jakarta, Selasa 18 Januari 2022.
Baca Juga: Tersangka Pengeroyokan yang Menewaskan Prajurit TNI Sahdi BIsa Jadi 8 Orang, 3 Masih Berstatus DPO
Menurut Riza Patria, para siswa di DKI Jakarta sudah dua tahun tidak sekolah, jangan sampai kualitas para siswa yang menjadi sumber daya manusia bangsa, menurun karena dua tahun belajar di rumah.
Riza menjelaskan, meskipun pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan sebelum PTM 100 persen terlaksana dengan baik, tetapi kualitasnya tetap berbeda dengan pembelajaran tatap muka secara langsung di sekolah.
Riza menilai, banyak pelajaran yang memerlukan diskusi dan praktik langsung di sekolah sehingga siswa dapat memahami lebih baik dibandingkan belajar secara daring.
Riza mengtakan, para siswa dan orang tua menyambut baik PTM 100 persen terbatas, tapi dia menekankan agar tetap ada protokol kesehatan yang dijaga demi menghindari covid19.
Seperti diketahui, selama pelaksanaan PTM 100 di Jakarta ada 62 peserta didik dan 2 tenaga didik, dan 3 tenaga kependidikan terpapr covid19, sehingga total yang terpapar ada 67 orang. Namun 21 orang dari 39 sekolah yang sempat ditutup kini sudah kembali melaksanakan PTM 100 persen.
Sementara itu, daerah penyangga ibu kota yakni Bogor, Depok, dan Bekasi, sudah menyatakan mereka memutuskan menunda pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen guna mengantisipasi penularan covid19 di sekolah, sejak pekan lalu. ***
Artikel Rekomendasi