LANGGAM JAKARTA : Menelusuri Nama Jalan Setiabudi di Kawasan Elit Kuningan Jakarta Selatan  

- 27 Desember 2021, 08:00 WIB
Kawasan Jalan Setiabudi Kuningan Jakarta Selatan nyaris tak pernah sepi
Kawasan Jalan Setiabudi Kuningan Jakarta Selatan nyaris tak pernah sepi /maghfur/antarafoto

Setelah menamatkan HBS ia bekerja di perkebunan kopi di daerah Malang. Suatu hari ia menyaksikan seorang Belanda berlaku kasar terhadap seorang buruh. Rasa kemanusiannya pun tersinggung, lalu ia minta berhenti bekerja, lalu bekerja sebagai guru kimia.

Baca Juga: SINGKAT JAKARTA: Pelabuhan Hujan Ringan, Libur Natal Tol Keluar Masuk Jakarta Sepi Sampai Kebakaran

Sesudah itu, Dowes Dekker sempat beberapa tahun mengembara di luar negeri. Sebagai sukarelawan, ia turut dalam perang Boer melawan Inggris di Afrika Selatan sampai ia ditawan Inggris dan dipenjarakan di Srilangka.

Setelah bebas dari penjara Srilanka, ia kembali ke Indonesia, lalu memimpin harian De Express yang banyak memuat karangan untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi Indonesia.

 Baca Juga: Toyota C+Pod Mobil Listrik Portable Ringkas Terbaru Berpenumpang 2 Orang Diluncurkan

Bersama Suwardi Suryaningrat dan dr. Cipto Mangunkusumo, pada 1912, mendirikan Indische Partij (IP), partai politik pertama yang lahir di Indonesia. Ia yakin bahwa penjajahan dapat ditumbangkan dengan adanya aksi bersama antara semua golongan dalam masyarakat.

Golongan Indo dianjurkannya agar bersatu dengan penduduk Indonesia dan menganggap Indonesia sebagai tumpah darah mereka.

Baca Juga: Siswa Kelas 6 SD Terpaksa Ujian di Tenda Pengungsian, Sekolahnya Hancur Akibat Erupsi Semeru
Kegiatan dalam Komite Bumiputra menyebabkan ia berhadapan dengan pengadilan kolonial dan dibuang ke negeri Belanda tahun 1913. Komite itu menentang maksud Belanda merayakan peringatan seratus tahun bebasnya Belanda dari penjajahan Perancis.

 

Setelah lima tahun di tempat pembuangan, ia kembali ke Indonesia dan melanjutkan perjuangan di bidang pendidikan dengan mendirikan perguruan Ksatria Institut. Di perguruan ini terhadap anak didik ditanamkan rasa kebangsaan.

Kecintaanya terhadap negeri ini membuat Ernest Eugene Francois Douwes Dekker seringkali masuk penjara. Pada 1941 dipenjarakan di Jakarta, sesudah itu berpindah- pindah tempat dan akhirnya dibawa ke negeri Belanda.

Baca Juga: Penanganan Covid-19 Semakin Membaik, Kapolri Minta Masyarakat Tetap Tangguh dan Bersyabar

Halaman:

Editor: Maghfur Ghazali


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x