Anies Menyebut Revisi UMP DKI 2022 Sudah Memberi Keadilan Bagi Pekerja di Jakarta

- 20 Desember 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi pekerja dan perusahaan yang harus membayar upah sesuai kontribusi pekerjanya.
Ilustrasi pekerja dan perusahaan yang harus membayar upah sesuai kontribusi pekerjanya. /pixabay/supagrit

POSJAKUT -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2022 yang 5,1 persen atau Rp225.667 sudah memberi keadilan bagi buruh dibandingakan rekomendasi yang dibolehkan Kemenaker yang hanya Rp37.749.

Kenaikan tersebut membuat UPM DKI 2022 menjadi Rp4.641.854. Jika mengikuti rormula Kemenaker yang hanya mentoleransi kenaikan UMP DKI hanya 37.779, maka UMP DKI tahun ini hanya 4.453,936 saja.

Anies mengatakan, revisi atas kenaikan UMP tersebut untuk memberikan rasa keadilan pada semua, bagi buruh ada pertambahan pendapatan yang rasional. Bagi pengusaha dengan pertumbuhan ekonomi yang ada saat ini, juga menjadi rasional.

Baca Juga: Jakarta Barat dan Jakarta Selatan Diprediksi Diguyur Hujan Deras Disartai Petir Siang hingga Sore Ini 

Menurut Anies usai menghadiri tasyakuran HUT ke-24 Jakmania di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu sebelum pandemi Covid 19, rata-rata kenaikan UMP DKI Jakarta mencapai 8,6 persen. 

“UMP 2022 berdasarkan formula UMP yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja hanya sebesar 0,85 persen atau sebesar Rp37.749. DKI sudah memutuskan kenaikannya 5,1 persen atau Rp225,667,” katanya.

Baca Juga: JADWAL SHOLAT Khusus Untuk Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun membeberkan bahwa formula UMP sebelumnya dari Kementerian Ketenagakerjaan tidak cocok diterapkan di Jakarta.

Di mana-mana kenaikan UMP itu di atas inflasi. DKI pun akhirnya berkirim surat ke Kemenaker karena merasa formula yang diberikan untuk provinsi di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, tidak memberikan rasa keadilan.

Baca Juga: RENUNGAN: Nasib Seorang yang Jadi Pengkhianat 

Untuk itulah revisi kenaikan UMP DKI Jakarta ditetapkan berdasarkan kajian Bank Indonesia yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.

Kemudian Bank Indonesia juga mengatkan inflasi diproyeksikan akan terkendali sebesar 3,0 persen atau berada pada rentang 2 hingga 4 persen.

Baca Juga: Bicara Kolaborasinya dengan Dee Lestari, Iwan Fals Sampai Penasaran dengan Sosok Kinari

Begitu juga kajian Institute For Development of Economics and Finance (Indef) yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 sebesar 4,3 persen.

Anies mengatkan keputusan revisi kenaikan 5,1 persen itu juga sudah berdasarkan kajian ulang bersama semua pemangku kepentingan terkait, serta dengan semangat kehati-hatian di tengah mulai bergeraknya laju ekonomi di Jakarta. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah