POSJAKUT -- Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengungkapkan, warga Kepulauan Seribu Jakarta Utara sekarang tak risau lagi untuk memenuhi kebituhan air bersih, krena Pemprov DKI sudah membangun instalasi pengolahan air laut menjadi air baku yang dapat digunakan untuk mencuci, mandi, bahkan diminum.
Kalau selama ini warga di Kepulauan Seribu menggunakan air tanah untuk memenuhi kebituhan sehari-hari sekarang sudah menggunakan air laut yang sudah diolah menggunakan teknologi maju. “Air lautnya sudah diolah menjadi aitr bru,” kata Junaedi Selasa 14 Desember 2021.
Pada 2018 warga Kepulauan Seribu masih mengandalkan sistem pengairan “Brackish Water Reverse Osmosis” (BWRO) yang berasal dari air payau, tapi belum memenuhi standar air minum.
Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengembangkan sistem “Sea Water Reverse Osmosis” yang diolah melalui penyulingan. Air tersebut diantarkan ke rumah penduduk melalui pipa dengan harga Rp1.050 per meter kubik.
Menuut Junaedi, Kepulauan Seribu itu adalah daerah wisata. Di Kepulauan Seribu semua air limbah dari masyarakat, mulai dari cuci piring, kamar mandi dls diolah dulu di instalasi pengolahan air limbah hingga sebelum disalurkan kembali ke laut air sudah memenuhi standar baku mutu.
Kepulauan Seribu sendiri terdiri dari 110 pulau, namun hanya 11 pulau yang berpenghuni dengan total jumlah penduduk 27.000 jiwa dari 7.000 kepala keluarga.
Junaedi juga menjelaskan, sekarang warganya juga jarang mengalami mati listrik, karena sudah dipasang kabel bawah laut dari Teluk Naga (Tangerang) ke sejumlah pulau pemukiman di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Untung Jawa, Sebira, Pulau Harapan sudah dapat meningkati energi listrik 24 jam penuh.
Artikel Rekomendasi