Walikota Ali Maulana: Warga Jangan Lagi Membolongi Tanggul Muara Baru untuk Buang Air Kotor

13 Agustus 2022, 09:45 WIB
Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan penyebab banjir rob karena beberapa titik tanggul bolong dan ada yang rendah /foto kominfotikju

POSJAKUT – Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengungkapkan ada beberapa penyebab yang membuat banjir rob seringkali terjadi di wilayahnya, meskipun di daerah pesisir utara sudah dibangun tanggul Muara Baru.

Menurut Walikota Ali Maulana, ada beberapa bagian tanggul Muara Baru yang merupakan proyek terpadu pesisir Ibukota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) itu bocor.

Selain itu kata Ali Maulana, ada juga di beberapa titik memang tanggulnya rendah namun untuk bagian ini sudah diperbaiki oleh Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta khususnya oleh Sudin SDA Kota Jakarta Utara.

Baca Juga: Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Lakukan Gerebek Sampah di Lokasi Penampungan Tanggul NCICD 

“Kami bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkompimko) kemarin sempat meninjau tanggul Muara Baru. Kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi datangnya banjir air pasang laut atau rob,” kata Ali Maulana Hakim Sabtu 13 Agustus 2022.

Ali mengtakan, pihaknya merasa bersyukur karena beberapa titik yang strategis pengerjaan perbaikannya sudah selesai. Itu artinya saat terjadi pasang air laut, air masih bisa terantisipasi untuk naik ke jalanan.

Meski demikian, jelas Ali, masih ada satu titik lagi yang dalam proses penanganan, di daerah Cilincing. Dia berharap apa yang sudah dilakukan ini bisa mengantisipasi kalau nanti terjadi rob, khususnya terjadi saat bulan sedang tinggi atau bulan purnama.

Baca Juga: Kolaborasi, Maksimalkan Pompa dan Tanggul, Jakarta Utara Siap Sambut Puncak Rob Akhir Pekan Ini

Walikota minta kepada warga masyrakat untuk dapat menjaga tanggul Muara Baru sebaik-baiknya, karena seringkali penyebab bocor-bocor itu karena ulah masyarakat yang berinisiatif untuk kepentingan sendiri, membolongi tanggul guna pembuangan air kotornya.

Walikota mengatakan saat ini sudah diasilitasi, dan sudah disosialisasikan supaya air kotor dari rumah-rumah warga disalurkan saja ke saluran pemukiman yang ada tanpa perlu membolongi tanggul.

Seperti diketahui, program pembangunan tanggul di pantai muara Baru ini merupakan agenda perbaikan lingkungan (environmental remediation) bagi Kota Jakarta yang mengalami penurunan tanah 5-10 sentimeter per tahun.

Baca Juga: Antisipasi Banjir Rob, Pemprov DKI Tuntaskan Bangun Tanggul Pantai Sepanjang 790 Meter 

Pembangunan tanggul laut ini ditujukan untuk mengantisipasi banjir pasang (rob) serta meningkatkan kualitas pelayanan serta perekonomian di pelabuhan tersebut. 

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta terus mengantisipasi penurunan permukaan tanah dengan berbagai cara diantaranya melakukan percepatan BUMD PAM Jaya menyelesaikan proyek perpipaan agar dapat 100 persen melayani kebutuhan air minum warga.

Selain itu adalah pembangunan tanggul di kawasan pesisir Jakarta yang menjadi area kritis menjadi prioritas. Dari hasil perjanjian kerja sama, pengerjaan tanggul dibagi tiga penanggungjawab.

Baca Juga: LINTAS JAKARTA: Dinas LH Kembali Lakukan Grebek Sampah di Lokasi Proyek Tanggul Laut Raksasa

Penanggungjawab pertama adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sepanjang 15,66 kilometer, kemudian penanggungjaqwab kedua adalah Pemerintah Jakarta 28,53 kilometer, dan swasta 2,1 kilometer.

Keterlibatan swasta ini merupakan bagian dari kompensasi pembangunan kawasan reklamasi di Teluk Jakarta.

Selain tanggul dari beton, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta juga mengupayakan penahan alami hempasan gelombang atau ombak ke daratan dengan restorasi tanaman bakau (mangrove). ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: posjakut/jakartagoid

Tags

Terkini

Terpopuler