RENUNGAN: Akibat Takabur di Jabal Nur

20 Juni 2022, 14:30 WIB
Gua hira merupakan lorong sempit di Jabal Nur, tempat menyendiri sebelum Rasulullah menerima wahyu pertama. /Pixabay /kabarbanten.pikiran-rakyat.com/

POSJAKUT -- SETIAP jamaah haji yang pergi ke tanah suci pasti menyempatkan diri berziarah ke Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW mula-mula menerima wahyu Ilahi, sebagai risalah pertama dalam menyebarkan agama Islam.

Gua Hira yang dikenal oleh masyarakat Islam sebagai tempat untuk tafakur, terletak di atas gunung yang terjal, disebut Jabal Nur. Mereka yang pergi haji selalu ingin melihat dan menginjakkan kaki di Gua Hira sebagai bagian dari acara ibadah ziarah Jemaah haji.

Seorang pemuda dengan sombong dan pongah menaiki gunung itu sambil berseru: “Cetek, gunung-gunung di Jawa sudah aku daki, apalagi sebagai anggota Mapala (mahasiswa pencinta alam).”

-Baca Juga: INFO HAJI: 90 Jemaah Sakit, Cuaca Saudi Sangat Panas, Capai 46 C

Husein yang menyaksikan pemuda sombong itu lantas menimpali: “Jangan takabur bung, naik-naik aja, gakusah sesmbar,” katanya.

“Musthil sih…pak jika aku tak bisa mendaki gunung yang indah ini,” kata pemuda itu, masih tetap dengan nada sombong di dalam hatinya.

“Ya…silakan, pokoknya jangan takabur,” kata Husein.

Sementara itu, berbarenhan dengan pemuda sombong itu, naik pula beberapa orang tua yang dapat dikatakan sudah berumur. Mereka tenang saja mendaki Jabal Nur, tanpa komentar.

Demikianlah, seasampai kira-kira di tengah perjalanan, kakek dan beberapa orang tua lainnya yang sudah berumur itu, semakin laju saja mendaki gunung Nur tanpa suatu rintangan, dan tanpa kelihatan lesu ataupun lelah.

-Baca Juga: Beberapa Hal Penting Seputar Haji, Takwa dan Ilmu: Khutbah

Sedang pemuda yang sombong tadi sudah terengah-engah dan akhirnya jatuh lemas tidak bisa memnjat atau mendaki lagi.

“Makanya jangan suka takabur, sebab orang takabur tidak diridhai Allah Allah SWT,” kata Husein kemudian.

Pemuda itu pun tak berani berkata-kata lagi. Perlahan-lahan ia melorot turun dari gunung itu, tak sanggup mendaki Jabal Nur.***

Sumber: Renungan Orang Beriman, dihimpun HRS.Hadikamajaya, Al-Jumhuriyah, Jakarta, 1996.

 

 

Editor: Ramli Amin

Tags

Terkini

Terpopuler