POSJAKUT - Dalam beberapa hari terakhir, Turki dan Rumania bergegas untuk menetralisir ranjau apung yang berpotensi meledak, di tengah kekhawatiran bahwa senjata mungkin melayang melintasi Laut Hitam dari pantai Ukraina menuju negara-negara tetangga.
Senin, 28 Maret 2022, dalam pengumuman terpisah kementerian pertahanan dari kedua negara, mereka telah mengirim pasukan angkatan laut untuk menjinakkan ranjau yang tidak diketahui asalnya di dekat pantai Turki dan Rumania.
Menurut laporan hari Senin, ranjau tersebut adalah yang kedua dilaporkan di perairan dekat Turki dalam dua hari.
Pemerintah Turki sebelumnya mengatakan telah melakukan kontak dengan Moskow dan Kyiv tentang senjata tersebut, tetapi tidak merinci pihak mana yang bertanggung jawab atas ranjau tersebut.
Pemerintah Bulgaria pekan lalu juga telah memperingatkan orang-orang yang tinggal di tiga distrik dekat pantai Laut Hitam untuk waspada terhadap kemungkinan ranjau yang hanyut, menurut laporan media setempat.
Perebutan itu terjadi setelah dinas intelijen Rusia, FSB, mengklaim pada 19 Maret bahwa cuaca buruk telah menyebabkan lebih dari 400 ranjau laut terputus dari kabel yang menambatkan mereka.
Akibatnya, ranjau tersebut melayang bebas di bagian barat Laut Hitam. Laut yang meliputi wilayah perairan Ukraina, Rumania, Bulgaria, dan Turki.
Ukraina pada saat itu menolak pernyataan itu sebagai tidak benar. “Ini adalah disinformasi lengkap dari pihak Rusia,” Viktor Vyshnov, wakil kepala Administrasi Maritim Ukraina.
Artikel Rekomendasi