Para Ahli Melihat Kesamaan antara Perang Grozny pada 1999 dengan yang Sedang Terjadi di Ukraina Saat Ini

- 11 Maret 2022, 22:00 WIB
Kondisi Kota Kyiv Karena Krisis Ukraina – Rusia
Kondisi Kota Kyiv Karena Krisis Ukraina – Rusia // Twitter @olgatokariuk

POSJAKUT - Pada tahun 1999, Vladimir Putin adalah kepala badan keamanan FSB, lembaga yang menggantikan KGB setelah Uni Soviet runtuh. Sebelum menjadi presiden, ia pernah menaklukkan wilayah yang memisahkan diri.

Dia melancarkan serangan untuk merebut kembali wilayah Chechnya, yang para pejuangnya telah berjuang melawan pasukan Rusia beberapa tahun sebelumnya.

Kala itu, Rusia kalah jumlah dengan pejuang Chechnya tetapi sebagian besar memilih untuk menembaki ibukota Chechnya, Grozny, daripada memasukinya dan menghadapi para pejuang tersebut. 

Rusia menghantam kota itu dengan misil, senjata termobarik, bom, dan artileri. Satu rudal jelajah menghantam pasar pusat dan menewaskan 140 orang, menurut catatan Geoffrey York, koresponden The Globe and Mail yang melaporkan dari langsung Grozny.

Baca Juga: Anggap Remeh Rusia, Ahli Militer Barat Percaya Mereka Tidak Sekuat yang Dikira dan Tidak Mampu Kendalikan Kyiv

Setelah empat bulan, pasukan Rusia berhasil merebut Grozny dan mengakhiri pengepungan. Diperkirakan 25.000 warga sipil tewas. Beberapa tahun kemudian, PBB menyebut Grozny sebagai kota paling hancur di Bumi.

Para ahli militer melihat pola yang sama antar penyerangan Grozny dan Kyiv yang sedang terjadi saat ini, kemungkinan opsi terakhir sama apabila Putin tidak sanggup menangkis perlawanan Ukraina.

Menurut William Burns, Direktur CIA Amerika Serikat, "Putin tidak memiliki permainan akhir politik yang berkelanjutan dalam menghadapi apa yang akan menjadi perlawanan sengit dari Ukraina."

Dia mengatakan Putin telah merencanakan strategi penaklukan Kyiv dalam waktu dua hari. Namun pasukannya tidak dapat mengepung kota tersebut dalam dua minggu.

"Saya pikir Putin marah dan frustrasi sekarang," kata Burns pada Selasa, 8 Maret 2022. "Dia kemungkinan akan menggandakan dan mencoba menggiling militer Ukraina tanpa memperhatikan korban sipil."

Baca Juga: Universal Music Stop Operasional di Rusia, Susul Spotify dan Perusahaan Lain Tutup Kantor di Negeri Putin

Bahkan ada klaim bahwa Rusia mungkin menggunakan senjata kimia, karena perdebatan mendesak tentang apakah Putin pada akhirnya dapat beralih ke senjata nuklir taktis untuk memaksa Ukraina tunduk.

Di Kyiv, para penyerang Putin mendekati sebuah kota yang terkait erat dengan budayanya sendiri. Kyiv menelurkan peradaban Rus Kievan yang berkembang pesat dari mana Rusia modern dan Ukraina melacak garis keturunan mereka.

Katedral Saint Sophia Kyiv, dengan 13 kubah emasnya yang khas, adalah situs warisan UNESCO yang berdiri selama lebih dari 1.000 tahun. Didirikan ketika Moskow masih berupa hutan sementara Kyiv adalah kota yang ramai.

Menurut ahli militer Barat Jeffrey Edmonds, "Putin tidak akan membalikkan apa pun. Dia akan terus melakukan apa yang dia bisa dalam upaya untuk mendapatkan tujuan politiknya, yang menurut saya tidak bisa dia dapatkan."

"Itulah mengapa hal ini berakhir dengan buruk," tutupnya.

Editor: Abdurrauf Said


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x