Rusia Tidak Akan Menyerang Ukraina. Harlan Ullman: Amerika Serikat Terlalu Berlebihan

- 21 Desember 2021, 07:00 WIB
Angkatan Darat Rusia
Angkatan Darat Rusia /Reuters

POSJAKUT - Dua minggu lalu sempat ramai diperbincangkan Presiden AS, Joe Biden, yang menghubungi Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam Moscow akan dilanda kesulitan ekonomi yang parah jika menginvasi Ukraina.

Tapi pertanyaannya, benarkah Rusia berencana melakukan serangan atas Ukraina sebagaimana seperti yang disampaikan Biden pada pers Rabu, 8 Desember kemarin?

Kritikus Harlan K. Ullman dalam opininya yang ia publikasi di The Hill, menilai pemerintah Amerika Serikat terlalu melebih-lebihkan apa yang terjadi di lapangan. Dan hal ini sebenarnya sudah terulang berkali-kali.

Dengan alasan ancaman keamanan negara, AS pernah menyebarkan propaganda Vietnam merupakan titik vital komunisme monolitik dan Irak menyimpan senjata pemusnah massal. Faktanya itu semua itu tidak ada dan Ullman menilai sama halnya dengan sikap AS terhadap Rusia saat ini.

Baca Juga: Omicron: Pemerintah Perancis Menghimbau Warga Segera Vaksinasi dan Menghindari Kerumunan

Berikut alasan mengapa tidak mungkin bagi Rusia untuk menyerang Ukraina, kecuali sebuah kesalahan besar terjadi, menurut Harlan Ullman:

Presiden AS Joe Biden melakukan panggilan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden AS Joe Biden melakukan panggilan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin The Record

1. Tindakan Aktif

Kesamaan antara Putin dan pemimpin-pemimpin sebelumnya era Uni Soviet adalah 'Tindakan Aktif' yang merupakan kombinasi dari intimidasi militer dan operasi non-kinetik, psikologis, terselubung dan terbuka serta mengganggu.

2. Artikel Putin Berjudul '"Tentang Kesatuan Sejarah Rusia dan Ukraina"

Putin paham sekali bahwa ia memiliki inisiatif untuk mengendalikan naik turunnya suatu krisis. Dia mampu mengerahkan pasukannya tanpa hambatan selain cuaca dan jalan-jalan tua bekas Soviet.

Semua tujuan utama Putin terhadap Ukraina sebenarnya telah ditulis di satu artikel yang terbuka untuk umum. Sayangnya negara Barat mengabaikannya dan gagal paham.

Baca Juga: Status Gunung Semeru Belum Dicabut, Puluhan Ribu Warga Masing Mengungsi

3. Ingin Memperluas Zona Netral (Buffer Zone)

Tentara yang Putin kerahkan ke Ukraina pada dasarnya hanyalah intimidasi psikologis terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, agar dia memenuhi keinginan Rusia untuk tidak bergabung dengan NATO.

Rusia menganggap undangan keanggotaan NATO pada Ukraina sebagai usaha ekspansi. Hal ini merugikan Rusia dan hanya menguntungkan negara Barat. Putin ingin memperluas Zona Netral antara NATO dan Uni Eropa.

Putin juga pernah mendiskusikan hal ini dengan Biden untuk membuat garis merah antara NATO dan Ukraina, namun Biden menolak. Bergabungnya Ukraina dengan NATO  sama dengan melanggar perjanjian Minsk II.

Baca Juga: Kunjungi Kerajinan Anyaman di Bantul, Perajinnya Mbah-Mbah, Menteri Bintang: Tangguh, Produktif, Mandiri

4. Rusia Mengerti Dampak Buruk Invasi

Putin tahu risiko melakukan sebuah invasi, dan pemberontakan seperti di Afghanistan 1979-1989 dapat terulangi kembali. Menyerang Ukraina saat ini sama dengan operasi bunuh diri.

Rusia akan kehilangan akses ke sistem perbankan SWIFT dan Nordstream II yang kemudian membawa pada konsekuensi ekonomi dan keuangan yang mengerikan.

Menyerang Ukraina juga berdampak pada rencananya dalam memperluas Zona Netral, selain karena pertahanan NATO tentu Putin harus mengeluarkan banyak modal untuk mengerahkan pasukan berjumlah lebih besar.***

 

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: USnews The Hill Carnegie Endowment for International Peace NPR


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah