Kenaikan Permukaan Laut Global Meningkat, Perubahan Dramatis Gletser 'Kiamat' di Antartika Meresahkan Ilmuwan

19 Desember 2021, 14:05 WIB
Gletser Thwaites dijuluki Gletser Kiamat /NASA

POSJAKUT - Bongkahan es atau gletser terbesar di Antartika, Thwaites atau dijuluki dengan gletser 'Kiamat' ini memiliki ukuran setengah dari luas pulau Kalimantan menyumbang setidaknya 4 persen dari kenaikan permukaan laut global tiap tahunnya.

Ilmuwan dan peneliti senior di Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences (CIRES), Ted Scambos menyampaikan keresahannya dalam siaran pers. Selain fakta bahwa gletser Thwaites merupakan yang terbesar di dunia, laju alirannya naik dua kali lipat 30 tahun terakhir.

"Dan itu bisa menyebabkan lebih banyak kenaikan permukaan laut, hingga 10 kaki, jika itu (Thwaites) menarik gletser lain di sekitarnya." Tutup ted Scambos.

Baca Juga: Facebook Digugat Sebagai Media Ujaran Kebencian dan Provokasi Kekerasan Terhadap Muslim Rohingya

Berdasarkan tangkapan citra satelit luar angkasa, Thwaites meleleh jauh lebih cepat dibandingkan ketika tahun 1990an. Perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global menjadi kontributor utama dalam fenomena ini.

Pemanasan global mengakibatkan kenaikan permukaan laut global tahunan meningkat dari 1,4 mm menjadi 3,6 mm antara tahun 2006 dan 2015, dan semakin cepat. Beberapa milimeter per tahun tidak terdengar banyak, tetapi hilangnya bahkan sebagian kecil dari Thwaites tidak hanya akan membantu mempercepat ini lebih jauh tetapi kemungkinan akan meningkatkan keparahan gelombang badai.

Berdasarkan laporan di jurnal Environmental Research Letters pada bulan Oktober, ada cukup banyak karbon dioksida yang terperangkap di lapisan atmosfer sehingga sejumlah kenaikan permukaan laut (dan dengan demikian banjir pesisir) tidak dapat dihindari.

Baca Juga: Mantan Drummer dan Milyader Yusaku Maezawa Berwisata ke Angkasa Luar

Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar lima persen dari populasi (sekitar 390 juta orang) yang tinggal di kota-kota besar, kota kecil, dan komunitas pesisir lainnya akan kebanjiran akibat perubahan iklim. Kemungkinan sekitar 6,7 persen penduduk Kota New York tinggal di daratan yang akan berada di bawah garis air pasang.

Gletser Thwaites hanyalah bagian kecil dari skenario terburuk musibah besar yang akan menimpa umat manusia di masa depan, pasalnya ada banyak gletser besar lainnya di Antartika yang juga menyusut, menipis, dan mencair saat suhu Kutub Selatan kian menghangat.

Jika semua gletser Antartika Barat runtuh, tidak ada kota pesisir di dunia yang tidak dibanjiri akibat kenaikan permuakaan laut. Tentu ini memakan banyak biaya yang merusak kehidupan dan ekonomi.

Dalam skenario kasus terburuk, jumlah banjir pesisir akan jauh lebih tinggi. Negara-negara Asia diperkirakan akan sangat terpukul, termasuk Indonesia yang hanya berjarak 9 ribu kilometer dari Antartika dan merupakan kawasan kepulauan. Sebagai negara maritim, hal ini tentu jauh lebih mengkhawatirkan bagi kita.***

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: The Guardian Salon Popular Science Climate.gov

Tags

Terkini

Terpopuler