Mengenal  Aritmia, Penyakit Henti Jantung , Sering Menyerang Atlet

- 2 Agustus 2022, 19:35 WIB
Ilustrasi penyakit jantung. /pixabay
Ilustrasi penyakit jantung. /pixabay /jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com/

 

ja

POSJAKUT - Aritmia adalah jenis penyakit jantung yang terjadi karena gangguan listik jantung atau lazim juga disebut penyakit irama jantung.

Bagi masyarakat awam, mendengar penyakit jantung itu sama saja dengan mendengar sesuatu yang menyeramkan.

Saat bicara tentang penyakit jantung, perhatian orang sering hanya tertuju pada penyakit jantung koroner atau yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung ,sehingga kebanyakan orang kemudian bicara tentang pasang ring, atau operasi bypass.

Menurut DR Ignasius Yansen, seorang spesialis penyakit jantung dan konsultan pembuluh darah dari Eka Hospital, penyakit jantung bukan hanya melulu penyakit jantung koroner atau penyempitan pembuluh darah jantung, tapi lebih banyak lagi, seperti apa yang dikenal dengan penyakit jantung aritmia.

Jantung adalah salah satu organ yang mungkin paling penting yang berada di dalam tubuh, sebesar kepalan tangan. Kalau paru-paru ada dua, ginjal ada dua, dan mata ada dua, jantung cuma satu.

Berbagai Penyakit Jantung

Umum lebih banyak mengenal penyakit jantung coroner atau yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung. Padahal yang ada di jantung bukan hanya pembuluh darah, tapi ada juga otot, ada  katup.

Penyakit otot jantung itu yang dikenal dengan cardio myopathy. Entah dia karena penebalan dinding jantung atau jantung membengkak.

Penyakit jantung katup. Katup di jantung itu ada empat, semuanya bisa bermasalah. Apakah dia bocor karena tak rapat, atau karena kaku sehingga katupnya tak bisa membuka lebih  baik.

Sedang aritmia adalah penyakit irama jantung. Yang ini terjadi karena gangguan listrtik jantung.

DR Ignatius Yansen dalam podcast Eka Hospital yang dipandu DR.Kevin Leonardo, yang dikutip POSJAKUT, Selasa 2 Agustus 2022, mengibaratkan saluran pembuluh darah jantung itu  sebagai  aliran air PAM-nya, maka aritmia adalah instalasi listriknya.

Jelasnya, kalau penyakit jantung aritmia, yang bermasalah adalah pada instalasi listriknya. Ada korslet di sana, yang menyebabka keluhan pasien, dan harus berkonsultasi ke dokter ahli jantung.

Masih jelas dalam ingatakan kita karena belum begitu lama terjadi, seorang pemain sepak bola dunia Christian Eriksen tiba-tiba collaps ketika berada di lapangan. Dan banyak orang yang tak mengerti dan menganggap atlet berusia 29 tahun itu hanya mengalami serangan jantung.

Menurut Dr Ignatius Yansen, yang dialami Eriksen  beda, yang dialaminya adalah henti jantung.

Jika serangan jantung adalah akibat penyumbatan pembuluh darah jantung, di mana pasien mengalami nyeri dada yang hebat, sesak nafas dan sebagainya, maka penyakit henti jantung adalah jantung berhenti untuk berfungsi.

 

Yang tadinya jantung bisa berfungsi mengantarkan darah ke seluruh organ tubuh, tiba-tiba berhenti karena tidak memompa lagi. Karena apa? Karena penyakit.

Penyakit yang bisa menyebabkan henti jantung, selain karena penyumbatan pembuluh darah jantung, ada yang dikenal penyakit gangguan irama jantung, atau aritmia yang berbahaya sekali. Jantung tiba-tiba tidak bisa memompakan darah.

Yang fatal akibatnya adalah, otak Cuma punya waktu 6 menit. Artinya, jantung berhenti berdenyut lebih dari 6 menit, otak kita akan mati, tubuh tidak bisa diselamatkan lagi.

Dr Yansen menilai, itu hebatnya kapten kesebelasan tempat Christian Eriksen bermain yang langsung melakukan pertolongan pertama, melakukan  pijat jantung atau melakukan CPR (cardio pulmonary resusitasi) jantung/paru, sehingga bisa menyelamatkan jiwa Eriksen.

Faktor bawaan atau keturunan

Menurut DR Yansen, penelitian menunjukkan, penyakit henti jantung atau aritmia menyerang orang-orang yang berusia di atas 35 tahun, memang umumnya penyakit utamanya adalah jantung coroner.

Tapi kalau di bawah itu, masih muda, seperti Christian Eriksen yang berusia 29 tahun, aritmia karena penyakit bawaan,  faktor keturunan walau bukan selalu karena faktor keturunan.

Artinya sudah ada bakat, sudah ada kondisinya, tinggal dipicu factor pencetusnya, seperti olahraga kompetitif.

Menurut DR Yansen, kalau kita perhatikan, sebenarnya cukup banyak atlet atau olahragawan yang meninggal mendadak di lapangan. Tak lain itu  karena mereka ada factor bawaan, ada kondisi aritmia yang dicetuskan oleh  olahraga kompetitif itu.***

Sumber: Diringkas dari poscast Eko Hospital.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini