Yang fatal akibatnya adalah, otak Cuma punya waktu 6 menit. Artinya, jantung berhenti berdenyut lebih dari 6 menit, otak kita akan mati, tubuh tidak bisa diselamatkan lagi.
Dr Yansen menilai, itu hebatnya kapten kesebelasan tempat Christian Eriksen bermain yang langsung melakukan pertolongan pertama, melakukan pijat jantung atau melakukan CPR (cardio pulmonary resusitasi) jantung/paru, sehingga bisa menyelamatkan jiwa Eriksen.
Faktor bawaan atau keturunan
Menurut DR Yansen, penelitian menunjukkan, penyakit henti jantung atau aritmia menyerang orang-orang yang berusia di atas 35 tahun, memang umumnya penyakit utamanya adalah jantung coroner.
Tapi kalau di bawah itu, masih muda, seperti Christian Eriksen yang berusia 29 tahun, aritmia karena penyakit bawaan, faktor keturunan walau bukan selalu karena faktor keturunan.
Artinya sudah ada bakat, sudah ada kondisinya, tinggal dipicu factor pencetusnya, seperti olahraga kompetitif.
Menurut DR Yansen, kalau kita perhatikan, sebenarnya cukup banyak atlet atau olahragawan yang meninggal mendadak di lapangan. Tak lain itu karena mereka ada factor bawaan, ada kondisi aritmia yang dicetuskan oleh olahraga kompetitif itu.***
Sumber: Diringkas dari poscast Eko Hospital.
Artikel Rekomendasi