Selain itu, program drama televisi Indosiar, juga masih memperlihatkan tindakan pelecehan pada situasi ekonomi dan perbedaan usia yang tampak biasa, tetapi menjadi bumbu konflik cerita yang disajikan dalam tayangan.
Rini dan Tri juga mengungkapkan, masih adanya penggambaran perempuan yang berpakaian tertutup tetapi mengimajinasikan lekuk tubuh.
Seperti paha, dada, dan bokong perempuan yang merupakan bentuk eksploitasi tubuh perempuan.
Meskipun penggambaran kekerasan tidak digambarkan detail dalam drama, namun lebih banyak tergantikan dalam bentuk kekerasan verbal, intonasi suara, dan mimik wajah.
Perilaku kekerasan yang demikian ini perlu juga diwaspadai kemunculannya karena juga berpotensi menjadi suatu pembenaran sebagai sesuatu yang biasa terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya.
Baca Juga: Bagaimana Kehidupan Masyarakat Pasca Pandemi? Diseminarkan di Universitas Paramadina
Sedangkan pada evaluasi siaran televisi stasiun RCTI, disampaikan oleh Faris Budiman Annas, M.Si dan Mila Falma Masful, M.Si.
Kedua akademisi ini menemukan program infotaiment RCTI cenderung dinilai tidak baik untuk dikonsumsi khalayak karena acara ini melanggar etika.
Terutama pada kasus-kasus rumah tangga selebriti yang menyangkut isu kekerasan.
Artikel Rekomendasi