POSJAKUT – Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengungkapkan posisi utang luar negeri Indonesia pada Mei 2022 sebesar 406,3 miliar dolar AS.
Jumlah ini kata Erwin mengalami penurunan dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 410,1 miliar dolar AS.
Erwin menjelaskan, penurunan posisi utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta disebabkan terjdadinya kontraksi 2,6 persen (yoy), atau lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 2,0 persen (yoy).
Baca Juga: Penyaluran Kredit Tumbuh 11 Persen, BI Catat Uang Beredar Rp7 Ribu Triliun Lebih Pada November 2021
“Utang luar negeri pemerintah pada Mei 2022 sebesar 188,2 miliar dolar AS menurun dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 190,5 miliar dolar AS, “ kata Erwin Haryono Jumat 15 Juli 2022..
Secara tahunan, jelas Kepala Depatemen Komunikasi BI ini utang luar negeri pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,5 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 7,3 persen (yoy).
Dia mengatakan, tren penurunan utang terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo di bulan Mei 2022 dan pengaruh sentimen global yang memicu pergeseran investasi portofolio di pasar SBN domestik oleh investor nonresiden.
Kendati ada tren penurunan utang luar negeri, namun Erwin juga menjelaskan pinjaman luar negeri mengalami sedikit kenaikan dari bulan sebelumnya, terutama pinjaman bilateral dari beberapa lembaga partner yang ditujukan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek prioritas.
Artikel Rekomendasi