Diperlukan Prinsip Kehati-hatian Pengelola, Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Cenderung Mengalami Penurunan

- 15 Juli 2022, 14:50 WIB
Penurunan posisi utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun swasta disebabkan terjdadinya kontraksi 2,6 persen (yoy)
Penurunan posisi utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun swasta disebabkan terjdadinya kontraksi 2,6 persen (yoy) /foto ant

Penarikan utang luar negeri dalam periode Mei 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan terus mendorong akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Dukungan utang luar negeri Pemerintah ini untuk memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan Mei 2022 antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mencakup 24,5 persen dari total dan sektor jasa pendidikan 16,5 persen.

Baca Juga: Diinisisi Kantor Perwakilan BI, JaKreatFest 2022 , Wagub: Harus Jadi Mementum Memajukan UMKM 

Selain itu, utang untuk prioritas sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 15,1 persen, sektor konstruksi 14,3 persen serta sektor jasa keuangan dan asuransi 11,8 persen.

Menurut Erwin, posisi utang luar negeri pemerintah relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan utang dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total.

Dikatakan, utang luar negeri swasta pada Mei 2022 yang tercatat 209,4 miliar dolar AS, mengalami penurunan dari posisi April 2022 sebesar 210,9 miliar dolar AS.

Baca Juga: BI dan OJK Sepakat Larang Lembaga Keuangan Gunakan Uang Kripto Untuk Alat Pembayaran

Secara tahunan, menurut dia, utang luar negeri swasta terkontraksi 0,7 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 0,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. 

Penurunan tersebut dikontribusikan oleh utang perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 0,8 persen (yoy).

"Perkembangan ini terutama berasal dari pembayaran pinjaman dan surat utang yang jatuh tempo," kata Erwin.

Halaman:

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: Antara/BI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah