Kunjungi Kerajinan Anyaman di Bantul, Perajinnya Mbah-Mbah, Menteri Bintang: Tangguh, Produktif, Mandiri

- 20 Desember 2021, 22:32 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga (baju putih) di tengah para lansia yang trtap aktif menganyam anyaman dari daun pandang.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga (baju putih) di tengah para lansia yang trtap aktif menganyam anyaman dari daun pandang. /KemenPPPA

 

POSJAKUT -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, Minggu, 19 Desember 2021, berkunjung ke Bantul, Yogyakarta.

Tepatnya, ke sentra kerajinan anyaman daun pandan, Pandem. Lokasinya di Dusun Soropadan, Desa Caturharjo, Pandak, Bantul.

Pedukuhan Soropadan, memang dikenal sebagai sentra kerajinan anyaman daun pandan. Produksi anyaman di sana masih bergeliat meski di masa pandemi.

Baca juga: BSN Nobatkan Ridwan Kamil Tokoh Standardisasi Nasional

Namun, ada yang beda di sini. Jika biasanya di sentra-sentra kerajinan, para perajinnya adalah mereka yang masih muda-muda, tapi di sini para lansia atau lanjut usia.

Menteri Bintang pun mendukung kegiatan yang dilakukan para lansia ini. Kegiatan ini menandakan mereka tetap produktif dan mandiri meski usia tidak lagi muda.

Melalui kegiatan menganyam dari bahan daun pandan ini bisa menghasilkan produk-produk kerajinan yang dapat dipasarkan.

Baca juga: Bertubi-tubi Terjadi Kasus Kekerasan pada Anak, Menteri Bintang: Ini PR yang Harus Terus Kita Perjuangkan

Dari kegiatan ini diharapkan para lansia selain mampu membantu perekonomian hidupnya, juga ikut melestarikan tradisi.

"Mereka perempuan-perempuan tangguh yang mesti didukung. Anyaman ini merupakan kerajinan seni yang mesti dilestarikan bersama,” katanya.

/Kemen PPPA

Menteri Bintang menegaskan untuk mendukung kesejahteraan para pengrajin lansia perempuan, penting memperhatikan konsep hulu hingga ke hilir.

Dari hulu bicara masalah bahan bakunya. Mulai dari lahan penanamannya yang bisa kita koordinasikan dengan Kementerian dan Lembaga terkait.

Baca juga: Menteri Bintang Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata Jelang Peringatan Hari Ibu

"Seperti Kementerian Pertanian, bantuan Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, dan Bupati untuk mencarikan solusi bersama," katanya.

Selain itu, kegiatan produksi yang dilakukan oleh mbah-mbah di sini yang berkarya dengan luar biasa harus ada regenerasinya yaitu dari anak-anak muda.

"Bicara mengenai hilir, regenerasi yang dilakukan anak-anak muda ini dapat berupa program pemasaran,” lanjutnya.

Bintang mengatakan perlu pendampingan dari segi inovasi-inovasi. Pendampingan bisa dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), OPD terkait bahkan sampai ke Kementerian untuk bagaimana bisa menaik kelaskan produk kerajinan anyaman itu.

Di sisi lain, terdapat kendala yang dialami para lansia dalam memproduksi kerajinan dari pandan tersebut. Seperti disampaikan Staf Desain Produk Pandem kerajinan khas daun pandan, Wulan Rusanti.

/Kemen PPPA

Harga jual kerajinan tangan yang murah masih menjadi kendala bagi kesejahteraan para lansia dan membuat anak muda enggan menjajaki usaha kerajinan tangan.

“Para mbah di sini merasa hidup bersama pasar. Jadi, ketika pasar meminta mereka akan selalu mensuplai. Padahal, harga jualnya sangat murah, hanya sekitar 17 ribu atau paling mahal 20 ribu untuk satu tas,” ucap Wulan.

Staf Operasional Produk Pandem, Doni, berharap karya-karya para lansia perempuan ini dapat lebih diapresiasi.

Terlebih kualitas produk yang dibuat para lansia perempuan ini tidak kalah dengan kualitas ekspor dan sesuai dengan tuntutan zaman, yakni produk yang ramah lingkungan.

Dikatakan, produk anyaman ini menggunakan material daun pandan yang sangat ramah lingkungan dan dikerjakan secara tradisional.

"Kalau saat ini banyak yang bicara mengenai environmental friendly dan masalah climate crisis, maka anyaman ini solusi yang sangat tepat untuk digunakan,” kata Doni.

Menteri Bintang pun berharap peran serta Pemerintah Daerah untuk turut bersinergi menciptakan lingkungan produksi hingga pemasaran yang dapat menyejahterakan para lansia sebagai kelompok rentan.

Caranya, melalui pemberian pemahaman kepada para lansia, dan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan produksi.

Selain itu, meningkatkan pemasaran dan melibatkan peran serta anak muda sebagai calon-calon penerus tradisi menganyam di masa mendatang.

 

Editor: Tety Polmasari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini