Presidensi G20: Upayakan Percepat Digitalisasi dan Kebijakan Global dalam Pembiayaan Perubahan Iklim

10 Desember 2021, 12:28 WIB
Pembahasan Jalur Keuangan Presidensi G20 berlangsung 9-10 Desember 2021 di Bali /kemenkeu.go.id

POSJAKUT -- Pembahasan Jalur Keuangan dalam  Presidensi G20 Indonesia sudah dimulai Kamis 9 Desember 2021. Pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) pertama itu berlangsung hingga hari inni Jumat 10 Desember 2021.

Indonesia diwakili Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo satu suara mengedepankan kekuatan Indonesia dalam mengambil peran memimpin forum global untuk mengatasi berbagai tantangan dan isu di tingkat dunia.

Dalam keterangannya yang dikutip POSJAKUT dari kemenkeu.go.id, Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia bertekad untuk mengatasi tantangan global yang masih akan muncul dan mencari solusi terbaik, memastikan bahwa semua negara dapat pulih bersama serta mendorong reformasi kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif pasca pandemi.

Baca Juga: Industri Film Nasional Serap Ratusan Ribu Pekerja dan Sumbang PDB Jutaan Ribu Dolar AS

Karena itu, kata menkeu, pihaknya dan BI akan mendorong pembahasan enam (6) agenda prioritas dalam jalur keuangan, yaitu koordinasi exit strategy untuk mendukung pemulihan global, upaya penanganan dampak pandemi (scaring effects) dalam perekonomian guna mendukung pertumbuhan yang lebih kuat di masa depan.

Selain itu ada agenda penguatan sistem pembayaran di era digital,  pengembangan pembiayaan berkelanjutan (sustainable finance), peningkatan sistem keuangan yang inklusif, dan agenda perpajakan internasional.

Menkeu menambahkan menguatnya kinerja ekonomi global khususnya negara maju yang diikuti dengan naiknya tekanan inflasi juga mendorong perubahan kebijakan yang lebih ketat (tapering) sehingga pemulihan yang tidak merata berpotensi semakin parah.

Baca Juga: Tim Satgas Tanggap Bencana DKI Pindahkan Ratusan Pengungsi Semeru ke Tiga Lokasi Baru yang lebih Layak

Sementara itu, pandemi yang berkepanjangan akan menimbulkan scarring effect. Exit strategy yang tepat dan upaya mengatasi masalah scarring effect menjadi prasyarat pemulihan yang berkelanjutan.

Karenanya, agenda utama presidensi G20 Indonesia sebagaimana arahan Presiden RI mengerucut pada 3 bidang yaitu kesehatan yang inklusif, transformasi digital dan transisi energi.

Selain mewujudkan vaksinasi yang merata, presidensi G20 Indonesia diharapkan sukses dalam mempercepat digitalisasi dan mengarahkan koordinasi kebijakan global terkait pembiayaan perubahan iklim.

Baca Juga: Menghindari Bentrokan, Polisi Tertibkan Artibut dan Posko Ormas di Tangsel, Anggota FBR dan PP Ikut Membantu

Sementara itu Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan  pertemuan ini berperan penting dalam memastikan  keberlanjutan kepemimpinan G20 dalam mendukung pemulihan ekonomi global baik dalam jangka pendek maupun panjang, sejalan dengan tema "Recover Together, Recover Stronger”.

Dalam menjaga keberlanjutan dan memperkuat kolaborasi global, pertemuan FCBD  dihadiri juga oleh Menteri Keuangan Italia, Daniele Franco, dan Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman.

Selanjutnya, Perry menambahkan agenda prioritas finance track dalam Presidensi G20 relevan dengan tugas BI antara lain kerja sama internasional dalam normalisasi kebijakan moneter, penerapan regulasi di sektor keuangan yang harus memperhatikan kesiapan sektor keuangan, dan digitalisasi sistem pembayaran, termasuk Central Bank Digital Currency (CBDC).***

Editor: Fenty Ruchyat

Tags

Terkini

Terpopuler