Presidensi G20: Cek Makna Logo Hingga Rangkaian Agenda Pembahasan Forum Besar Dunia Ini

- 9 Desember 2021, 18:57 WIB
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat opening ceremony Presidensi G20
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat opening ceremony Presidensi G20 /kemenkeu.go.id

POSJAKUT -- Peserta ajang G20 mulai berdatangan di Bali. Presidensi G20 tahun 2022 yang terjadi di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.

Keikutsertaan Indonesia di forum ini juga merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.

Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi kurang lebih 20 tahun sekali dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.

Baca Juga: Tim Satgas DKI Bantu Warga Sumberwuluh Evakuasi dari Rumah yang Hancur Tersapu Lahar Semeru

Dalam setiap lembaga dan forum komunikasi disematkan logo yang menjadi cirri khas eksistensi mereka. Demikian juga Forum G20 yang sudah ada sejak tahun 1990. Lalu apa sih makna logo Presidensi G20 Indonesia 2022 kali ini.

Dikutip POSJAKUT dari lana resmi Bank Indonesia, bi.go.id, logo Presidensi G2o terdiri dari Pilar Presidensi G20 Indonesia 2022 yang memiliki makna Memperkuat lingkungan kemitraan, kemudian Mendorong produktivitas, Meningkatkan ketahanan dan stabilitas, Memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, dan Kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat.

Dalam G20 ada beberapa agenda prioritas jalur keuangan yang meliputi Exit Strategy to Support Recovery yaitu membahas bagaimana G20 melindungi negara-negara yang masih menuju pemulihan ekonomi (terutama negara berkembang) dari efek limpahan (spillover) exit policy yang diterapkan oleh negara yang lebih dahulu pulih ekonominya (umumnya negara maju).

Baca Juga: SAS Ngaku Dapat Dukungan Kiai-kiai Sepuh,  Gus Ipul: Ya Klaim itu kan Boleh-boleh Saja Suara Ada di Muktamirin

Kemudian Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth, yakni mengatasi dampak berkepanjangan (scarring effect) krisis dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang, memperhatikan ketenagakerjan, rumah tangga, sektor korporasi, dan sektor keuangan.

Halaman:

Editor: Fenty Ruchyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x