Network
POSJAKUT -- Geliat industri film nasional mulai terlihat setelah selama hampir dua tahun mati suri karena pandemi COVID-19. Kondisi ini harus didukung pemerintah sebagai regulator dalam perkembangan industri film di tanah air.
Diharapkan dukungan ini akan meningkatkan kontribusi industri film untuk ekonomi nasional yang menurut Oxford Economics bisa mencapai sebesar 2,98 juta dolar AS atau menciptakan lapangan kerja secara nasional sebesar 491.800 tenaga kerja.
Karenanya dalam rangka memperkuat bangkitnya industri perfilman nasional, pemerintah mengucurkan dana stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) subsektor film sebesar Rp136,5 miliar.
Baca Juga: Indonesia Jadi Inisiator ASEAN Human Rights Dialogue Dalam Memajukan Demokrasi dan HAM
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, PEN subsektor film ditujukan untuk mendorong produksi film nasional dan menghasilkan film yang berkualitas sehingga menjadi magnet bagi masyarakat untuk kembali ke bioskop sekaligus mendorong kecintaan masyarakat terhadap film nasional.
“Pulihnya kepercayaan masyarakat pada bioskop di tengah pandemi harus ditingkatkan dengan memperbanyak produksi film nasional berkualitas sehingga penonton memiliki banyak pilihan,” ungkap Menparekraf Sandiaga Uno seperti dikutip POSJAKUT dari kemenparekraf.go.id, Jumat 10 Desember 2021.
Film menjadi pilihan untuk percepatan pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19 karena selain produk subsektor ekonomi kreatif ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, multiplier effect-nya juga mendongkrak ekonomi serta kontribusinya terhadap perekonomian (PDB).
Baca Juga: Mengenal Permaisuri Jepang Masako yang Baru Saja Berulang Tahun Ke-58
Sebuah studi dari lembaga Oxford Economics tahun 2010 mencatat, industri film di Indonesia memberikan kontribusi ekonomi (PDB) nasional hingga 0,43% atau sebesar 2,98 juta dolar AS serta menciptakan lapangan kerja secara nasional sebesar 0,45% atau sebanyak 491.800 tenaga kerja.
Artikel Rekomendasi