TAUSIYAH : Jangan Mengikuti Kebanyakan Manusia (1)

17 Februari 2022, 11:12 WIB
ILUSTRASI : Wanita Muslimah berhijab. Kebersamaan Zaskia Sungkar, Shireen dan Laudya Chinthia Bella /Nur Aliem Halvaima/Instagram.com/@zaskiasungkar15

TAUSIYAH : Jangan Mengikuti Kebanyakan Manusia (1)

JANGAN MENGIKUTI KEBANYAKAN MANUSIA 

POSJAKUT - Banyak sekali kaum Muslimin yang tidak pergi ke masjid ketika adzan berkumandang. Ada yang sibuk dengan pekerjaannya tapi ada juga yang lalai karena malas.

Banyak wanita muslimah yang tidak berjilbab. Kalaupun berhijab tidak mengikuti tuntunan dan petunjuk Allah dalam Al Qur’an: kepalanya tertutup tapi sekitar dadanya terbuka.

Kaum muslimin banyak yang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah umum, bahkan di sekolah-sekolah di bawah yayasan non muslim.

Alasannya karena sekolah itu disiplinnya baik dan banyak menghasilkan orang-orang sukses dan ukurannya hanya masalah dunia; setelah lulus punya jabatan bagus dan gaji besar.

Baca Juga: TAUSIYAH : Doa Agar Mudah Dalam Hisab

Hari ini masyarakat menjadikan media mainstream sebagai barometer kehidupan. Semua yang datang dari media tersebut dianggap baik dan jadi panutan. 

Bahkan kalau sehari tidak menonton TV atau membaca koran, rasanya hidup ini ketinggalan.

Sehingga informasi dari media jadi gaya hidup, padahal mereka sedang dicuci otaknya agar selalu berpikir tentang dunia dan menjauhkan mereka dari syariat Islam.

Sehingga jangan heran idola idola mereka adalah orang-orang yang tidak beragama Islam bahkan kehidupan mereka materialistis dan hedonis.

Baca Juga: TAUSIYAH : Cara Membahagiakan Orang Lain

Mereka hidup bebas; berpakaian minim, pergaulan laki-laki dan perempuan menjadi sangat bebas dan menjadi hal biasa.

Bahkan banyak orang tua memberi kebebasan pada anaknya berpacaran, anak perempuannya dibawa lelaki lain malam malam malah senang dan bangga.

Riba sudah menjadi sumber penghasilan. Berduyun-duyun simpan deposito, berlomba mencari bunga bank yang paling tinggi.

Padahal riba adalah barang haram dan pelakunya berbuat dosa besar. Kalau tidak bertobat satu siksanya dia akan berenang di kolam darah di akhirat kelak.

Baca Juga: TAUSIYAH : Mudahkan Urusan Orang

Bahkan kehidupan orang banyak ini menjadi sebuah ukuran kebenaran, sehingga menjadi hal yang memalukan dan merasa tidak enak apabila kita mengikuti kebanyakan manusia di dunia ini.

Padahal kebiasaan itu salah. Sebagai seorang Muslim kita harus berpegang kepada kebenaran yang diturunkan oleh Allah azza wa jalla.

Sesungguhnya mereka telah menyimpang dalam agama, amalan-amalan dan ilmu-ilmu mereka. 

Agama-mereka telah rusak, amalan-amalan mereka mengikuti hawa nafsunya. Kita tidak bisa menjadikan apa yang dipegang oleh kebanyakan manusia sebagai suatu kebenaran jika mereka berada dalam kesesatan. 

Baca Juga: TAUSIYAH : Skala Prioritas dalam Masalah Agama dan Dunia

Gaya hidup menyimpang yang terus berkembang, kemaksiatan dan kesesatan yang terus merajalela, jangan sampai membuat kita tergiur dan terpengaruh. 

Di zaman sekarang ini, banyak sekali kaum Muslimin yang mengikuti dan meniru-niru orang kafir dan tidak mau mempelajari agama Islam. 

Akibatnya, banyak sekali kaum Muslimin yang tidak mengenal agama mereka sendiri. 

Bahkan ketika ada seseorang yang menjalankan ibadah atau berpenampilan sesuai dengan tuntunan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca Juga: TAUSIYAH : Orang Pilihan di Hari Kemudian

Banyak orang yang mengaku Muslim yang mengejek mereka, bahkan dengan lancang berani mengatakan bahwa orang tersebut adalah orang yang sesat.

Allâh Azza wa Jalla memberitahukan tentang keadaan sebagian besar penduduk bumi dari anak keturunan Adam yang berada dalam kesesatan, Allah Ta’ala berfirman:

‎وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ﴿١١٦﴾إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ  

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh".***

Abdullah Al Faqir/AS (Bersambung ke bagian 2)

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Tags

Terkini

Terpopuler