POSJAKUT -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tiga transformasi besar yang tengah berjalan di Indonesia tal boleh terhenti hanya karena pandemi COVID-19.
 
Presiden menyebut pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun terakhir ini tak boleh menghentikan tiga transformasi besar yang tengah berjalan di Indonesia.
 
Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia seharusnya tidak boleh menghentiman proses tiga transformasi besar yang tengah diupayakan bangsa Indonesia.
 
 
Menurut Presiden, transformasi yang sedang berjalan yakni menyangkut perubahan untuk kegiatan ekonomi bernilai tambah (hilirisasi), pengembangan energi hijau dan ekonomi digital.

Ndak. Tetap harus berjalan transformasi besar yang sedang dilakukan. Pertama, kita sedang mempercepat tranformasi ekonomi, menuju ke sebuah ekonomi yang memiliki nilai tambah yang tinggi,” ujar Presiden Jokowi dalam Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Senin 17 Januari 2022.

Dikutip POSJAKUT dari Antara, Jokowi mengatakan sektor pertama yang sedang bertransformasi adalah perubahan dari ekspor bahan mentah menjadi hilirisasi agar bisa menghasilkan ekspor bernilai tambah.
Baca Juga: Jokowi Ingin Indonesia Stop Impor dan Produksi Sendiri Alat Kesehatan, Obat, dan Bahan Baku Obat

Menurut Presiden, sudah sejak zaman kolonial, ekspor dari Tanah Air selalu berwujud barang mentah.

Ekspor barang mentah tidak memberikan manfaat yang optimal bagi Indonesia, karena tidak menghasilkan efek pengganda ekonomi bagi masyarakat dan negara.

“Tahun ini, akhir, nanti juga akan sama bauksit stop. Tahun depan lagi stop yg namanya ekspor bahan mentah tembaga,” kata Presiden.
 
Ia mengatakan penghentian ekspor itu setelah Indonesia sejak 2020 sudah menghentikan ekspor bahan mentah nikel.
Baca Juga: Gaya Ganjar Pranowo Saat Mendampingi Jokowi: Kalo Ketemu Presiden Kamu Mau Matur Apa sama Beliau?

“Kita ingin nilai tambah itu ada di Tanah Air. sehingga selain memberikan penerimaan negara yang semakin besar, berupa pajak, royalti, PNBP, juga memberikan lapangan kerja yang sebesar-besarnya untuk rakyat kita,” ujar Presiden.

Sektor kedua yang sedang bertransformasi adalah pengembangan ekonomi hijau. Pasar global, kata Presiden, dalam beberapa tahun ke depan hanya berminat pada produk yang dihasilkan dari industri hijau.

"(Produk hijau) ini akan semakin banyak diminati di pasar global yang ramah lingkungan, yang telah menjadi budaya baru, yang didukung ekosistem hijau di dunia," katanya.
Baca Juga: HUMOR NETIZEN : Pak Jokowi, Pak JK, Pak Anies dan Aturan Ganjil Genap

Indonesia, kata Presiden, memiliki kekayaan energi terbarukan hingga 418 Giga Watt, mulai dari energi yang dihasilkan dari tenaga air, air bawah laut, geothermal, angin, dan lainnya.

“Banyak sekali energi hijau yang kita miliki. Kita memiliki 4.400 sungai. Dua sungai saja. Sungai Mamberamo (Papua) bisa menghasilkan 23 ribu Mega Watt, Sungai Kayan (Kalimantan Utara) 11 ribu Mega Watt, bisa kita bayangkan modal besar kita untuk energi hijau juga besar sekali,” ujarnya.

Transformasi yang di bidang yang ketiga, adalah pengembangan ekonomi digital.

“Transformasi ekonomi digital, membangun masyarakat digital, membangun pemerintahan digital. Kita memiliki potensi besar di sektpr digital ini, dan pasar digital (Indonesia) tumbuh sangat pesat dibanding negara-negara Asean lain. Pada 2025 kita prediksi akan meningkat di angka (nilai ekonomi digital) 146 miliar dolar AS,” kata Jokowi.***