Merebak di Singapura, Kemenkes Sudah Deteksi Masuknya Subvarian Baru Sars-Cov 2 XBB ke Indonesia

22 Oktober 2022, 10:40 WIB
Subvarian XBB telah menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Singapura yang diprediksi akan meningkatkan kasus 15 ribu per hari /foto Anadolu Agency

POSJAKUT -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku optimis sub varian baru SARS-CoV-2 yang dijuluki XBB tidak akan meningkatkan jumlah ksus positif di Indonesia karena mungkin berbeda cara mutasi

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat subvarian BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara, terbukti tidak berpengaruh di Indonesia.

Kendaati demikian, Budi Gunadi menyebut, subvarian XBB telah menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Singapura. Bahkan diprediksi akan terjadi peningkatan kasus 15 ribu per hari saat pertengahan November nanti.

Baca Juga: 64,11 Juta Penduduk Sudah Dapat Vaksinasi COVID-19 Dosis Ketiga

“Singapura kasusnya naik lagi ke 6 ribu per hari, karena ada varian baru namanya XBB, varian ini juga sudah masuk di Indonesia, dan terus kita amati," ungkap Budi dikutip dari melalui YouTube FMB9ID IKP, Jumat 21 Oktober 2022 kemarin.

Menurut Menkes Budi Gunadi, otimisme varian XBB dapat teregah karena adanya kerjasama berbagai pihak. Salah satunya masyarakat Indonesia yang tetap menjalankan protokol kesehatan. 

Budi berharap di Januari-Februari 2023 Indonesia bisa menghadapi potensi kenaikan dengan baik seperti Agustus ini.

Baca Juga: Virus Covid-19 Terus Bermutasi, Semakin Sulit Dicegah, Begini Kata Dr Erlina Burhan

Indonesia kata Menteri Kesehatan menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang selama 12 bulan berturut-turut tidak ada lonjakan kasus. Bahwa subvarian baru XBB telah teridentifikasi di Indonesia ya. Tetapi semoga Indonesia aman dan tetap terapkan prokes.

Seperti diketahui, ini baru pertama kali dalam sejarah ada virus yang variannya berbeda di setiap negara. Varian virus corona tersebut bermutasi secara berbeda-beda, tergantung negaranya.

Di Inggris misalnya, varian omicron BA.5.2 adalah varian yang paling umum dan mendominasi. Begitu juga varian BA.5 yang pernah mendominasi dunia hingga hari ini masih ditemukan di Amerika Serikat. Namun dominasi varian BA.5 telah digantikan oleh varian BA.4.6, diikuti dengan varian  BQ.1 dan BQ.1.1.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Tegaskan Pandemi Covid -19 di Negara Paman Sam Sudah Berakhir  

Kasus varian XBB yang saat ini tengah merebak di Singapura merupakan kombinasi dua varian omicron yang dapat menghindari perawatan kekebalan dan antibodi.

Para ilmuwan yang mencermati perkembangan pesat dari keturunan varian omicron yang menyebar di seluruh belahan dunia ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Varian yang muncul semuanya menampilkan ciri-ciri seperti penghindaran kekebalan yang lebih baik, peningkatan penularan, atau keduanya. 

Baca Juga: Virus Covid-19 Terus Bermutasi, Semakin Sulit Dicegah, Begini Kata Dr Erlina Burhan

Masing-masing varian memunculkan strain barunya sendiri secara eksponensial. Para ahli mengatakan pandemi berada di persimpangan jalan, dan virus dapat berubah menjadi sesuatu yang lebih mirip dengan flu yang umumnya dapat diprediksi dan bergejalan ringan.

Profesor Eric Topol dari kedokteran molekuler di Scripps Research mengatakan suatu saat varian yang berbeda bergerak di berbagai belahan dunia, seperti varian Gamma di Amerika Selatan, dan Beta di Afrika Selatan.

Tetapi sekarang ada varian XBB sebuah varian dengan tingkat penghindaran kekebalan yang ekstrem di negara mana pun. 

Munculnya varian yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kaena pengabaian tindakan pencegahan Covid-19 secara luas, hewan yang membawa penyakit, dan mereka yang terinfeksi secara jangka panjang.  ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: Kemenkes RI

Tags

Terkini

Terpopuler