Tim SAR Sudah Temukan 46 Korban Tewas Erupsi Semeru dan Banyak Lagi yang Baru Terdeteksi

12 Desember 2021, 07:56 WIB
Tim SAR masih mencari warga yang dinyatakan hilang pada bencana erupsi Gunung Semeru. /BNPB

POSJAKUT – Jumlah korban meninggal akibat awan panas guguran lava Gunung Semeru yang sudah ditemukan terus bertambah. Hingga Sabtu 11 Desember 2021 pukul 18.00 kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengonfirmasi 46 jiwa.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari,  Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan warga dibagi ke dalam empat grup.

 Baca Juga: PR Indonesia Beri Dua Penghargaan Sekaligus Atas Kinerja Perum BULOG Sebagai Perusahaan Pangan

“Yang tiga grup fokus pada pencarian di tiga sektor sedangkan satu lainnya bersiaga mengevakuasi dan membantu pendataan warga terdampak bencana,” kata Abdul Muhari, dalam keterang tertulis yang diterima Minggu 12 Desember 2021.

Abdul menjelaskan, grup sektor pertama melakukan pencarian di Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan, grup kedua di daerah tambang Pasir H. Satuhan, dan grup ketiga di Dusun Kebondeli dan Kampung Renteng.

Baca Juga: Novel Baswedan dkk Jalani Pembekalan Selama 2 Minggu, Begini Rencana Kapolri 

Yang jadi persoalan tim, kata Abdul saat penjciran di lapangan seringkali kondisi cuaca hujan deras hingga menghambat proses pencarian korban hilang. Di tengah cuaca buruk, Basarnas sebagai koordinator pencarian perlu memastikan keamanan tim SAR.

Sebelumnya, Kasi Pengendali Operasi Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Mulyanto, juga mengungkapkan pihaknya berhasil mendeteksi dengan peralatan deteksi khusus masih banyak mayat di Dusun Kamar Kajang.

Baca Juga: Setelah Jeff Smith, Polisi Kembali Menangkap Artis Sinetro BJ Karena Kasus Narkoba

Tetapi katanya saat timnya yang terkabung dalam Tim SAR, seringkali sudah diperingatkan oleh BMKG agar tim segera kembali karena cuaca tidak memungkingkan untuk pencarian.

Kemarin misalnya Satgas menemukan satu jenazah yang tertimbun material vulkanis di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, yang diperkirkan pekerja tambang yang sedang bekerja.

Baca Juga: Dorong Inkkusi Keuangan UMKM Sahabat Ansor, BNI Berikan Pendampingan dan Pelatihan

Perkembangan terbaru menuraut Abdul, total warga yang mengungsi tercatat 9.118 jiwa terdiri dari laki-laki 4.435 jiwa, perempuan 4.683 jiwa. BNPB yang dibantu para relawan pun terus memperkuat pendataan agar penyintas rentan dapat teridentifikasi. 

Para pengungsi tersebar di 115 titik pos pengungsian yang terpusat di 18 titik di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Pasirian (6 titik pos dengan 2.081 pengungsi), Candipuro 8 titik dengan 3.538 pengungsi, dan Pronojiwo 4e titik 1.056 pengungsi.

 Baca Juga: Dua Rumah Makan dan 2 Rumah Tinggal Habis Dilumat si Jago Merah di Koja, Kerugian Ratusan Juta

Dalam upaya penanganan darurat ini, pemerintah daerah mengaktivasi pos komando (posko) yang berlokasi di Kecamatan Pasirian. Posko ini didukung dua Pos Sub Satgas I di Lumajang dan Pos Sub Satgas II di Malang.

Sementara itu, pos logistik bantuan dipusatkan di Pendopo Bupati Lumajang, sedangkan Pos Pendukung Lapangan berada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Selain operasi pencarian korban dan pertolongan,

Sebagai upaya melayani warga, Posko utama tanggap darurat di Lumajang membuka pusat layanan di nomor 081234570077 yang diharapkan dapat membantu warga selama masa tanggap darurat hingga 17 Desember 2021. ***

Editor: Maghfur Ghazali

Tags

Terkini

Terpopuler