Merayakan Tahun Baru Islam sebagai Media Dakwah, Lebih Berkah dengan Doa-doa

POSJAKUT -- Menyambut tahun baru Islam atau merayakan tahun baru Islam, tidak serta-merta dianggap bid’ah. Dalam pandangan Muhammadiyah, hal itu lebih sebagai media dakwah Muhammadiyah.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anhar Anshory pada acara Pengajian Menyambut Milad Muhammadiyah 114 dan Tahun baru Hijriyah 1444 H yang diadakan oleh LPSI Universits Ahmad Dahlan (UAD) secara hybrid di Masjid Islamic Center UAD, Rabu 28 Juli 2022.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, mengemukakan di dalam Islam terdapat dua jenis hari besar, yaitu hari besar secara syariah dan hari besar secara budaya.

Dikutip dari muhammadiyah.or.id, Tahun baru hijriah menurut Tafsir, termasuk hari besar secara budaya. Untuk hari besar secara syariah mesti harus diperingati. Sementara untuk hari besar budaya tidak ada ritual tertentu dalam memperingatinya.

-Baca Juga: TAUSIYAH : Ketika Cahaya Al-Qur'an dan Cahaya Iman Bersatu

Dalam kajiannya ia menyampaikan bahwa budaya juga merupakan bagian dari media dakwah. Termasuk budaya menyambut Tahun Baru Islam merupakan media dakwah Muhammadiyah.

Dikutip POSJAKUT dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul "Jadi Lebih Berkah, Rayakan Tahun Baru Islam 1444 H dengan Doa Awal dan Akhir Tahun Yuk!"

Hemat Tafsir, dakwah membutuhkan empat dukungan meliputi sumber daya manusia, politik atau kekuasaan, ekonomi, dan yang terakhir membutuhkan dukungan kultur atau budaya.

Menurutnya, mendakwahkan syariah tanpa dukungan budaya tidak lancar.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah, segenap umat muslim di dunia tentunya sudah menyiapkan berbagai prosesi menarik.