KULTUM RAMADHAN: Hakikat Ibadah Puasa

- 14 April 2022, 07:35 WIB
amadhan 2022, inilah waktu terbaik untuk mendidik anak dan inilah 6 tips agar puasa anak jadi menyenangkan dan berpahala /indonesiabaik.id/
amadhan 2022, inilah waktu terbaik untuk mendidik anak dan inilah 6 tips agar puasa anak jadi menyenangkan dan berpahala /indonesiabaik.id/ /deskjabar.pikiran-rakyat.com/


POSJAKUT -- Ibadah puasa disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad saw. Ibadah puasa diwajibkan bagi umat Islam selama bulan Ramadhan pada setiap tahunnya.

Ibadah puasa sejatinya bukan syariat baru. Ibadah puasa telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad saw.

Ibadah puasa mengandung banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia baik secara jasmani maupun secara rohani.

Oleh karena itu, ibadah puasa tidak hanya disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw, umat akhir zaman.

Ibadah puasa sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya. Pada ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara kasatmata.

Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa. Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa. Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang terkenal Ihya Ulumiddin menjelaskan hakikat puasa.

Imam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut: أن الصوم كف وترك وهو في نفسه سر ليس فيه عمل يشاهد وجميع أعمال الطاعات بمشهد من الخلق ومرأى والصوم لا يراه إلا الله عز و جل فإنه عمل في الباطن بالصبر المجرد

Artinya: “Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah saw. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 293).

Dari penjelasan ini, kita dapat mengerti bahwa keutamaan dan inti ibadah puasa adalah kesabaran dengan ganjaran tiada tara.

Kita dapat mengerti mengapa hadits qudsi selalu mengatakan, “Ibadah puasa (dipersembahkan) untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini