RENUNGAN: Arti 'Gumam' Waktu Sekarat

- 14 Januari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi kematian, yang didahului dengan sakaratul maut proses roh terpisah dari tubuh yang berbeda antara orang zalim dan beriman. /Freepik.com/mdjaff
Ilustrasi kematian, yang didahului dengan sakaratul maut proses roh terpisah dari tubuh yang berbeda antara orang zalim dan beriman. /Freepik.com/mdjaff /kabarbanten.pikiran-rakyat.com/

POSJAKUT – Suatu hari beberapa sahabat Rasulullah menyaksikan seseorang yang sedang sakaratul maut. Orang yang sedang menghadapi maut itu mengucapkan beberapa kata yang tidak dimengerti oleh orang yang menyaksikan.

“Andaikan lebih panjang lagi,……. andaikan yang baru,…..andaikan semuanya.” Begitu yang keluar dari bibirnya dengan suara bergumam.

Ketika Rasulullah datang ke tempat itu, salah seorang sahabat menanyakan, apa arti ucapan orang yang sedang sakaratulmaut itu. Rasulullah SAW menjawab, “Apa yang dikatakan oleh saudaramu itu betul.”

“Maksudnya ya Rasulullah…?” tanya salah seorang sahabat.

“Kisahnya begini,” kata Rasulullah, yang membuat para sahabat memfokuskan perhatian kepada Rasulullah.

-Baca Juga: HADITS SHAHIH: Jangan Lewatkan Hari Tanpa Tiga Perkara Ini! Mengapa? Ini kata ustadz Abu Yahya Badrusalam

“Suatu hari dia pergi ke masjid hendak shalat Jumat. Di tengah jalan ia melihat seorang tua tanpa pengawal minta ditunjukkan jalan ke masjid. Maka dialah yang kemudian menuntun orangtua itu pergi ke masjid,” tutur Rasulullah, sambil melanjutkan.

“Ketika orang itu hendak mati, ia melihat sendiri pahala amalnya yang saleh itu, menuntun orangtua tersebut. Lalu ia berkata…..andaikan lebih panjang lagi…”

Maksudnya, lanjut Rasulullah, “Andai jalan yang mereka tempuh ke masjid itu lebih panjang lagi, niscaya pahalanya pun akan ditambah lebih banyak lagi.”

“Begitu pula ketika saudara mu itu pada suatu hari yang sangat dingin pergi shalat subuh,” kata Rasulullah meneruskan kisah orang yang sedang sekarat itu.

“Di jalan dia melihat seorang lelaki hampir mati kedinginan. Ketika itu, saudaramu ini memakai dua mantel, yang satu sudah rombeng, satunya lagi masih baru. Mantel yang rombeng itu dia berikan kepada orang tersebut."

"Maka ketika ia melihat kadar pahalanya itu, dia menyesalkan kenapa dulu bukan mantel yang baru yang dia berikan. Andaikan begitu pasti pahalanya akan berlipat ganda dan makin banyak lagi.”

-Baca Juga: RENUNGAN: Lelaki yang Misterius

“Dan pada suatu hari yang lain,” Rasulullah melanjutkan ceritanya.

“Saudaramu ini pulang ke rumah, lalu bertanya kepada istrinya kalau-kalau ada makanan yang pantas ia makan. Oleh istrinya, dhidangkan sepotong roti yang telah diaduk dengan mentega dan lauk.”

“Namun ketika ia hendak menikmati roti tersebut, seseorang mengetuk pintu rumahnya, terdengar seperti suara minta tolong diberikan makanan….lapaaar.”

“Maka tanpa pikir panjang, hidangan yang diberikan istrinya langsung dia bagi dua. Separuh dibagikan kepada orang yang minta-minta tadi, separuhnya dia makan sendiri.”

“Menjelang matinya….saudaramu ini, dia melihat pahala dari perbuatannya, maka dia pun berkata….Andaikan semuanya.”

Baca Juga: Pelaksanaan Ibadah Umrah Dimulai, Garuda Indonesia Sudah Layani 257 Jamaah

“Maksudnya, andaikan semua hidangan roti itu dia berikan kepada orang itu…orang yang  meminta-minta itu, niscaya pahalanya akan bertambah berlipat ganda,” demikian Rasulullah mengakhiri kisah seseorang yang sedang sakaratul maut itu.***

 

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini