RENUNGAN: Arti 'Gumam' Waktu Sekarat

- 14 Januari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi kematian, yang didahului dengan sakaratul maut proses roh terpisah dari tubuh yang berbeda antara orang zalim dan beriman. /Freepik.com/mdjaff
Ilustrasi kematian, yang didahului dengan sakaratul maut proses roh terpisah dari tubuh yang berbeda antara orang zalim dan beriman. /Freepik.com/mdjaff /kabarbanten.pikiran-rakyat.com/

“Begitu pula ketika saudara mu itu pada suatu hari yang sangat dingin pergi shalat subuh,” kata Rasulullah meneruskan kisah orang yang sedang sekarat itu.

“Di jalan dia melihat seorang lelaki hampir mati kedinginan. Ketika itu, saudaramu ini memakai dua mantel, yang satu sudah rombeng, satunya lagi masih baru. Mantel yang rombeng itu dia berikan kepada orang tersebut."

"Maka ketika ia melihat kadar pahalanya itu, dia menyesalkan kenapa dulu bukan mantel yang baru yang dia berikan. Andaikan begitu pasti pahalanya akan berlipat ganda dan makin banyak lagi.”

-Baca Juga: RENUNGAN: Lelaki yang Misterius

“Dan pada suatu hari yang lain,” Rasulullah melanjutkan ceritanya.

“Saudaramu ini pulang ke rumah, lalu bertanya kepada istrinya kalau-kalau ada makanan yang pantas ia makan. Oleh istrinya, dhidangkan sepotong roti yang telah diaduk dengan mentega dan lauk.”

“Namun ketika ia hendak menikmati roti tersebut, seseorang mengetuk pintu rumahnya, terdengar seperti suara minta tolong diberikan makanan….lapaaar.”

“Maka tanpa pikir panjang, hidangan yang diberikan istrinya langsung dia bagi dua. Separuh dibagikan kepada orang yang minta-minta tadi, separuhnya dia makan sendiri.”

“Menjelang matinya….saudaramu ini, dia melihat pahala dari perbuatannya, maka dia pun berkata….Andaikan semuanya.”

Baca Juga: Pelaksanaan Ibadah Umrah Dimulai, Garuda Indonesia Sudah Layani 257 Jamaah

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x