Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar: 'Rajinlah Mendoakan Orang Tua Kita!'

21 April 2022, 04:17 WIB
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar /Nur Aliem Halvaima /Foto : dok Pinisi.co.id / Posjakut

 

POSJAKUT - Profesor Dr. KH. Nasaruddin Umar, Imam Besar dan Ketua Harian Badan Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta mengatakan, dalam ajaran agama Islam, hidup ini bagaikan proses tahapan dari satu kamar ke kamar lain. 

"Kita mulai berada di alam ruh, kemudian berpindah ke alam rahim ibu kita, terus ke alam dunia fana ini. Ketika kita mati, kita berpindah ke alam kubur, dan terakhir di alam akhirat yang abadi," kata Prof Nasaruddin Umar.

Demikian tausiyah mantan Wakil Menteri Agama ini, di hadapan keluarga besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), organisasi paguyuban para perantau asal Sulsel.

Tausiyah dan berdoa ini digelar terkait atas wafatnya H. Muhammad Amrah, mertua Profesor Hafid Abbas pada Jumat Malam, melalui Zoom dan YouTube KKSS, pertengahan April 2022 lalu.

Baca Juga: Ketum DMI Jusuf Kalla, Terima Bantuan Wakaf 2000 Al-Qur'an dari BPP KKSS Melalui Muchlis Patahna

Selanjutnya, Nasaruddin menyampaikan bahwa jiwa atau ruh bagi orang yang sudah wafat itu selalu memungkinkan berkomunikasi dengan keluarga atau ahli warisnya.

Terutama anak-cucunya yang memiliki ketajaman spiritual, yakni anak-anak yang saleh, yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.

“Penjelasan tentang hubungan spiritual bagi orang mati dengan kita yang masih hidup, dapat dipahami dalam tradisi kita yang setiap saat mendoakan Nabi Muhammad Saw, sebagai penganut mazhab “Ahlussunnah wal-Jamaah.” 

"Di mana kita telah ketahui dan percaya beberapa ulama yang telah mencapai maqam wali itu dapat berkomunikasi dengan Nabi kita, Muhammad Saw,” terang Imam Besar Istiqlal Jakarta ini.

Baca Juga: SOSOK : Persahabatan Tiga Serangkai Pengusaha Sukses: Jusuf Kalla, Alwi Hamu, Aksa Mahmud. Begini Kisahnya!

Adapun makna dari kata “tausiyah” itu adalah hiburan. Kita berkumpul secara online untuk saling menasihati dan berdoa untuk Almarhum sebagai bentuk hiburan untuk Almarhum dan keluarganya. 

Kita dapat mengenal sosok Almarhum sebagai seorang guru yang telah memiliki banyak murid atau anak-anak intelektual dan spiritual. Itu adalah warisan amal jariyah yang tidak akan putus bagi Almarhum. 

Ada pesan orang bijak, “janganlah engkau mati sebelum memiliki anak spiritual. Anak-anak yang akan selalu mendoakan kita, baik anak biologis maupun anak spiritual.” 

"Karena itu, rajinlah mendoakan orang tua kita,” pesan Nasaruddin, mantan Purek Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta, kampus Tangerang, Banten.

Baca Juga: Prof Quraish Shihab: Bermohonlah kepada Allah, Bukan yang Lain. Jangan Mengada-ada. Begini Caranya!

Prof Nasaruddin dan semua yang hadir berharap dan yakin, bahwa Almarhum itu wafat secara khusnul khotimah, wafat di bulan suci Ramadhan yang didambakan oleh semua orang Muslim.

Kita disunatkan membicarakan kebaikan orang-orang yang telah wafat, dan kita selalu percaya bahwa Allah itu maha pemaaf dan penyayang. 

"Insha Allah Almarhum dijemput oleh para Malaikat di pintu Surga. Amien," kata Guru Besar UIN Syahid Jakarta kelahiran tanah Bugis Sulsel ini.***

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Sumber: Pinisi

Tags

Terkini

Terpopuler