LANGGAM JAKARTA: Namanya Patung Dirgantara Bukan Patung Pancoran

4 Januari 2022, 07:30 WIB
Monumen Patung Dirgantara di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan /maghfur/antaranews

POSJAKUT – Kalau anak-anak muda sekarang ditanya tentang Patung Dirgantara, pastinya sudah banyak yang tak tahu. Tetapi kalau disebut Patung Pancoran, baru mereka ngeh jika disitu ada patung seperti manusia terbang.

Ya, patung tinggi menjulang yang melengkungi jalan tol layang di Jalan Gatot Subroto itu namanya memang Patung Dirgantara, salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Namanya bukan Patung Pancoran lho!

Sebutan patung Pancoran,  karena lokasin di bangunnya patung tersebut kebetulan berada di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Dulu, kawasan Pancoran masih masuk Kecamatan Mampang Prapatan.

 

Pada1987 dibentuk Kecamatan Perwakilan Mampang Prapatan di Pancoran, kemudian pada 1991 Kecamatan Pancoran resmi menjadi kecamatan yang pisah dari Kecamatan Mampang Prapatan.

Sampai disini, mudah-mudahan bisa dimengerti. Tetapi kenapa patung itu dibangun disana? Idenya siapa, dan bagamana ceritanya, ayo ikuti  LANGGAM JAKARTA agar referensi mu bertamah walau cuma sedikit.

Tak kenal maka tak sayang adalah kata-kata bijak yang rasa-rasanya pas untuk mengungkapkan tentang Monumen Patung Dirgantara ini. Patung Dirgantara merupakan perwujudan gagasan Ir Soekarno di akhir masa pemerintahannya.

 

Saat itu ia menghendaki dibuatkan sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Ya patung dirgantara yang melambangkan manusia angkasa Indonesia yang digambarkan sebagai tokoh perkasa dan gagah berani menjelajah angkasa.

Dalam Ensiklopedia Jakarta disebutkan, hanya karena ingin segera melihat patung itu berdiri megah, biaya pembuatan patung itu dipikul sendiri oleh Bung Karno. Waktu itu Bung Karno sempat menjual mobil pribadinya dan mengawasi secara langsung pekerjaan peroyek tersebut.

Sayangnya, keinginan sang Proklamator Kemerdekaan itu tidak dapat terwujud karena keburu meletus peristiwa  G30S/PKI. Isunya pun bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa patung ini merupakan sebuah alat pencungkil mata dari orang-orang PKI.

 

Nmun semua dibantah dengan tegas oleh Presiden Soekarno, dan sebagai jawabannya Monumen Patung Dirgantara itu harus segera berdiri.Monumen ini pun mulai dibuat anara  1964-19

Pembuatan patung ini sebetulnya merupakan peringatan tonggak sejarah penerbangan Indonesia, yang sudah dimulai sejak penjajahan Belanda. Bahkan sejak revolusi fisik tahun 1945 pun sudah ada yang bisa menerbangkan pesawat.

 

Bukan itu saja, bahkan Indonesia pun sudah bisa memproduksinya, bukan hanya sekedar pesawat niaga, pesawat militerpun dibuat.

Monumen ini sengaja didirikan di Bunderan Jalan Gatot Subroto tepatnya depan depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara.bunderan

Posisi itu dianggap strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

 

Patung ini dibuat cukup tinggi sehingga dapat dilihat dari semua arah, memiliki arti filosofi sebagai lambang keberanian, kesatria dan kedirgantaraan dengan kejujuran, keberanian, dan semangat mengabdi.

Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964-1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono.

 

Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 ton. Sementara tinggi ptingginya 11 meter, kaki patung  ini mencapai 27 meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.

Proses pemasangan Patung Dirgantara sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. 

Alat pemasangannya saat itu masih sederhana yaitu dengan menggunakan derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton. Pemasangan patung Dirgantara akhirnya selesai pada akhir tahun 1966. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Tags

Terkini

Terpopuler