POSJAKUT – Jumat, 8 Juli 2022, pertemuan para menteri luar negeri G20 di Bali berakhir dengan suasana panas di mana diplomat tinggi negara-negara mengutuk Rusia atas "Perang Ukraina."
Retno Marsudi, kepala diplomat negara Indonesia, sebagai tuan rumah, tidak mengatakan apakah pertemuan itu mencapai konsensus tentang ketahanan pangan, tetapi menyebutkan bahwa para hadirin sangat prihatin dengan dampak global dari krisis Ukraina terhadap pangan, energi, dan keuangan.
Beberapa anggota G20 mengecam invasi Rusia ke Ukraina, katanya, menambahkan, “Adalah tanggung jawab kita untuk mengakhiri perang secepat mungkin. Dan untuk membangun jembatan, bukan tembok.”
“Negara-negara berkembang akan menjadi yang paling terpengaruh, terutama negara-negara berpenghasilan rendah dan negara-negara kecil berkembang. Ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi gangguan rantai pasokan makanan global, mengintegrasikan makanan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia ke pasar global,” kata Rento dalam sebuah pernyataan pasca pertemuan.
Baca Juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Akan Dimakamkan di Sebuah Kuil di Tokyo Selasa 12 Juli 2022
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, pasukan militernya telah memblokir semua pelabuhan Laut Hitam Ukraina dan memutus akses ke hampir semua kegiatan ekspor.
Ukraina adalah pengekspor biji-bijian terbesar keempat di dunia, memicu kekhawatiran akan krisis pangan global.
Sebelum pertemuan dimulai, Sergey Lavrov, menteri luar negeri Rusia, harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit dari setidaknya satu wartawan.
"Kapan Anda akan menghentikan perang?" tanya seorang wartawan Jerman kepada Lavrov saat berjabat tangan dengan Retno.
Artikel Rekomendasi