Kasus COVID-19 Kian Melonjak di China, Pemerintah Semakin Kesulitan setelah Embargo Minyak dari Rusia

- 3 Mei 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi: Pekerja berbaju hazmat mengumpulkan tes swab dari penduduk tempat pengujian asam nukleat darurat di distrik Chaoyang, Beijing, China, 14 Maret 2022.
Ilustrasi: Pekerja berbaju hazmat mengumpulkan tes swab dari penduduk tempat pengujian asam nukleat darurat di distrik Chaoyang, Beijing, China, 14 Maret 2022. /Reuters/Tingshu Wang/REUTERS

POSJAKUT – Selasa, 3 Mei 2022, harga minyak tergelincir sekitar 1% pasca kekhawatiran tentang prospek permintaan pasar disebabkan COVID-19 yang berkepanjangan di China.

Hal ini diperparah dengan adanya kemungkinan embargo minyak Eropa terhadap Rusia atas tindakannya di Ukraina.

Belasan kasus pemaparan COVID-19 baru setiap hari, membuat Beijing terpaksa menguji penduduk secara massal untuk mencegah lockdown yang serupa dengan yang dilakukan Shanghai selama sebulan terakhir.

Baca Juga: Buka Puasa Bersama sebelum Idul Fitri, Raja Salman Dapat Panggilan dari Pemimpin-pemimpin Islam Lain

Restoran-restoran di ibukota ditutup untuk makan malam, dan beberapa blok apartemen juga ditutup rapat.

Minyak mentah Brent turun sebanyak USD 1,30 atau sekitar 1,2%, menjadi USD 106,28 per barel pada pukul 09:42 GMT kemarin.

Sementara itu minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 90 sen atau 0,9%, menjadi USD 104,27.

 

Yang juga menjadi fokus adalah putaran terbaru laporan inventaris dan pasokan AS.

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x