POSJAKUT - Para ahli militer internasional memperingatkan bahwa perang masih sangat dini. Mereka mencatat bahwa pasukan Ukraina tersebar tipis, dengan amunisi yang terbatas, dan bahwa ribuan tentara Rusia yang lebih terlatih belum dikerahkan ke dalam pertempuran.
Kekhawatiran terbesar adalah bahwa Putin mungkin beralih ke taktik yang lebih keras, termasuk pengeboman kota, jika pasukannya dihadang.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan pada Minggu 27 Februari 2022, bahwa 352 warga sipil telah tewas sejak invasi dimulai, termasuk 14 anak-anak.
Baca Juga: Akademi Film Ukraina Serukan Aksi Boikot Perfilman Rusia
Permintaan untuk dialog tak lama datang setelah Uni Eropa bersepakat untuk menjatuhkan sanksi ekonomi baru yang keras terhadap Rusia, dan ketika demonstrasi di Berlin, Praha, London, Madrid dan Brussels selama akhir pekan ini atas nama Ukraina membuat isolasi Moskow menjadi jelas.
Sementara itu di Amerika Serikat, Gedung Putih melalui sekretaris pers Jen Psaki, menyebut peringatan nuklir sebagai contoh lain dari ancaman manufaktur Putin dan menggunakannya untuk membenarkan konfrontasi.
Para pemimpin tinggi Pentagon, markas besar Departemen Pertahanan AS, tetap yakin tentang kemampuan mereka untuk mempertahankan diri dan sekutunya, menurut salah seorang pejabat Pentagon dalam konferensi pers.
Pejabat tersebut menyebut langkah untuk menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tidak perlu, dan mengatakan bahwa Putin telah membuat kemungkinan salah perhitungan menjadi jauh lebih berbahaya.
Diperlambat oleh perlawanan Ukraina dan kekurangan logistik mereka sendiri, pasukan Rusia telah mulai mengadopsi metode yang lebih keras seperti serangan roket di kota Chernihiv, di timur laut Kyiv, kata pejabat Pentagon. Taktik itu bisa menghasilkan lebih banyak korban sipil.
Artikel Rekomendasi