Network
POSJAKUT - Pemerintah Laos memiliki 78 bendungan yang beroperasi dan telah menandatangani momerandum untuk 246 bendungan lainnya, bagian dari rencana untuk menjadikan negaranya sebagai "baterai Asia," dengan menjual listrik yang dihasilkan ke negara tetangga seperti Thailand.
Setelah berhasil dengan bendungan Xayaburi yang selesai pada 2019 kini pemerintah Laos merencanakan proyek Nam Sang, pembangunan bendungan kedua di sungai Mekong yang berada di kota kuno Luang Prabang. Pemerintah Laos bertekad membangun setidaknya 10 bendungan besar pembangkit listrik tenaga air di batang utama sungai Mekong hingga dekade selanjutnya.
Untuk proyek Nam Sang sendiri, pemerintah Laos mendapat kritik internasional. Luang Prabang merupakan warisan dunia UNESCO dan habitat spesies ikan tawar raksasa yang hampir punah. Erosi dan peningkatan banjir yang disebabkan oleh proyek tersebut telah membahayakan kondisi alam dan aset budaya kota kuno tersebut.
Baca Juga: Viya, Influencer Asal Cina Didenda 3 Ribu Triliun Yuan Karena Menghindari Tagihan Pajak
Biolog Zeb Hogan dari Universitas Nevada, mengatakan, “Jika proyek bendungan ini dilanjutkan, bentangan Sungai Mekong yang dulunya merupakan habitat inti dan tempat bertelur beberapa spesies ikan raksasa akan terpotong menjadi potongan-potongan yang semakin kecil,”
“Untuk ikan yang membutuhkan sungai yang mengalir bebas untuk bertahan hidup, ini mungkin pukulan maut.” Tutupnya.
Ikan-ikan langka seperti lele raksasa, pari raksasa, ikan berduri tujuh garis, dan patin raksasa bergantung pada ekosistem sungai Mekong sebagai habitat utama mereka. Pembangunan bendungan pembangkit listrik secara masal tentu mempersempit ruang gerak ikan berukuran raksasa tersebut.
Selain menghalangi pergerakan ikan, bendungan juga mengubah kondisi hidrologis tempat ikan bermigrasi musiman untuk bertelur dan mencari makan di sepanjang sungai.
Artikel Rekomendasi