Viya, Influencer Asal Cina Didenda 3 Ribu Triliun Yuan Karena Menghindari Tagihan Pajak

- 22 Desember 2021, 22:32 WIB
Viya 'Si Ratu Livestream' Asal Cina
Viya 'Si Ratu Livestream' Asal Cina /Global Talk Diary

Seorang influencer asal Cina, Huang Wei, atau kerap disapa Viya yang dijuluki 'Si Ratu Livestreaming' baru saja dikenakan denda sebesar 1.39 miliar yuan atau sebesar 3 ribu triliun rupiah.

Viya merupakan artis sosial media yang memiliki jutaan pengikut di situs Weibo dan Douyin. Kontennya bertemakan gaya hidup dan belanja. Ia juga memiliki banyak pelanggan di platform belanja online Taobao.

Senin, 20 Desember 2021, Administrasi Perpajakan Negara mengumumkan lewat laman resminya terkait denda yang diterima Viya lantaran menghindari tagihan pajak otoritas perpajakan Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Cina.

Baca Juga: Disebut Membebani Orang Lain. Elon Musk: Saya Akan Membayar Pajak Paling Banyak dalam Sejarah Amerika Serikat

Dilansir dari tabloid harian Cina Global Times, ini adalah denda terbesar yang pernah dikenakan pada livestreamer dan influencer internet. Pengamat pasar mengatakan kasus ini menjadi tolok ukur yang akan mempromosikan perkembangan industri sehat dan berkelanjutan dengan pengawasan yang lebih kuat.

Kasus ini juga membuktikan bahwa tidak ada yang bisa melewati batas hukum, tanpa peduli industri apa yang mereka geluti.

Sebelumnya antara 2019-2020, Viya menghindari total 643 juta yuan (1,4 triliun rupiah) dalam pajak dan 60 juta yuan (134 miliar rupiah) dari kekurangan pembayaran lainnya dengan menyembunyikan pendapatan pribadinya bersama dengan pernyataan pajak palsu lainnya.

Baca Juga: 'Series It’s Me Marsya' Sudah Ditonton 300 Ribu Orang, Ternyata Film Horor Ini Berdasarkan Kisah Nyata

"Jika dia (Viya) bisa membayar pajak, denda keterlambatan, dan denda dengan batas waktu yang ditentukan, dia tidak akan diselidiki untuk pertanggungjawaban pidana," ungkap dinas perpajakan. "Jika dia gagal ... otoritas pajak akan mentransfernya ke departemen kepolisian untuk diproses sesuai dengan hukum."

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: DW Global Times Reuters CNN Business


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x