Rudal Balistik Korut Lintasi Jepang, Warga Miyagi, Yamaguta dan Niigata Diminta Cari Perlindungan

3 November 2022, 11:32 WIB
Menurut J-Alert, Sistem Penyiaran Darurat Jepang, Korut menembakkan rudal balistik pada Kamis 3 November 2022 yang terbang di atas wilayah Jepang /PIXABAY

POSJAKUT – Penduduk di seputaran Prefektur Miyagi, Yamagata dan Niigata di Jepang sempat diperingatkan untuk mencari perlindungan di dalam ruangan, terkait penembakan rudal balistik milik Korea Utara yang terbang di atas udara Jepang.

Menurut J-Alert, Sistem Penyiaran Darurat Jepang, Korut menembakkan rudal balistik pada Kamis 3 November 2022 yang terbang di atas wilayah Jepang, uji coba senjata nuklir kedua dalam sebulan yang melintasi negara itu.

“Sistem peringatan J-Alert milik Jepang ini aktif untuk pertama kalinya sejak 2017 ketika Korut menembakkan misilnya.  Peringatan dikeluarkan untuk Prefektur Hokkaido dan Aomori serta Kepulauan Izu di Tokyo.

Baca Juga: Provokasi Korea Selatan dan AS, Korea Utara Kembali Uji Coba Peluncuran Rudal Nuklirnya! 

Peluncuran itu dilakukan hanya berselang sehari setelah Korea Utara menembakkan setidaknya 23 rudal, sebuah rekor paling banyak dalam satu hari, termasuk satu yang mendarat di lepas pantai Korea Selatan untuk pertama kalinya.

Penduduk di Prefektur Miyagi, Yamagata dan Niigata di Jepang tengah diperingatkan untuk mencari perlindungan di dalam ruangan, demikian menurut J-Alert, Sistem Penyiaran Darurat.

Sekitar 25 menit setelah peluncuran pertama kali dilaporkan, Penjaga Pantai Jepang mengatakan rudal itu jatuh ke Samudra Pasifik. Militer Korea Selatan juga melaporkan peluncuran rudal tersebut, yang dilakukan di atas pantai timur Korea Utara.

 Baca Juga: Tiga Roket Ditemukan Jatuh di Pantai Timur Korea, Korsel dan Jepang: Korut Lakukan Uji Rudal Balistik Lagi

Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa rudal itu melewati tahap pemisahan, yang menunjukkan bahwa rudal tersebut kemungkinan senjata jarak jauh.

Korea Utara menembakkan setidaknya 23 rudal ke laut pada Rabu 2 November 2022 kemarin, termasuk yang mendarat kurang dari 60 km (40 mil) di lepas pantai Korea Selatan.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk yeol menggambarkan peluncuran itu sebagai "perambahan wilayah", sementara Washington mengecamnya sebagai tindakan "sembrono".

Baca Juga: Korea Utara Memalsukan Keberhasilan Peluncuran 'Rudal Monster', Rudal Balistik Antarbenua Terbaiknya

Korea Selatan mengeluarkan peringatan serangan udara yang jarang terjadi dan meluncurkan rudal sendiri sebagai tanggapan setelah uji coba Korea Utara pada Rabu.

Korea Selatan langsung bereaksi mengeluarkan peringatan serangan udara dan meluncurkan rudalnya sendiri sebagai protes atas rudal balistik Korea Utara yang jatuh kurang dari 60 km dari pantai Korsel. 

Rudal Korut itu menjadi rudal pertama yang jatuh di dekat perairan Korsel, sebelah selatan dari batas maritim yang disengketakan kedua Korea, Garis Batas Utara (NLL).

 Baca Juga: Berhasil Luncurkan Rudal Monster, Korea Utara: Kim Jong Un Bersumpah untuk Bangun Militer yang Luar Biasa

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol menyebut insiden itu sebagai "tindakan efektif dalam perambahan teritorial". Jet-jet tempur Korsel langsung menembakkan tiga rudal udara-ke-darat ke laut utara sepanjang NLL sebagai respons, kata militer Korsel.

Seorang pejabat mengatakan rudal-rudal yang diluncurkan termasuk sebuah AGM-84H/K SLAM-ER, senjata serang presisi buatan AS yang mampu terbang sejauh 270 km dan mampu membawa 360 kg hulu ledak.

 Baca Juga: Korea Selatan Lakukan Uji Coba L-SAM, Pencegat Rudal untuk Antisipasi Serangan Korea Utara

Peluncuran itu dilakukan setelah kantor Yoon berjanji memberikan "respons cepat dan tegas" sehingga Korut membayar harga atas provokasinya. 

Seperti diketahui, peluncuran rudal balistik itu dilakukan setelah Pyongyang menuntut Amerika Serikat dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar, dengan mengatakan "ketergesaan dan provokasi militer tidak dapat lagi ditoleransi".

Militer sekutu melakukan salah satu latihan udara terbesar yang pernah ada dengan melibatkan ratusan pesawat tempur Korea Selatan dan AS, termasuk pesawat tempur F-35, serta melakukan misi simulasi secara terus menerus. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler