POSJAKUT -- Maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia membatalkan lebih dari 4.500 penerbangan selama akhir pekan Natal ini.
Pembatalan penerbangan dilakukan menyusul ancaman meningkatnya gelombang penyebaran virus Covid-19 varian Omicron.
Hal ini membuat sejumlah wisatawan dan pelancong dari berbagai penjuru merasakan ketidakpastian kondisi atas pandemi ini kedepannya.
Dilansir Reuters pada Sabtu 25 Desember 2021, maskapai penerbangan secara global membatalkan setidaknya 2.401 penerbangan pada malam Natal kemarin.
Baca Juga: Kompolnas Sesalkan Pengeroyokan Terhadap Remaja oleh Anggota Polisi, Namun Ada Versi Lain Kasus ini
Ini merupakan hari yang berat untuk perjalanan udara. Menurut penghitungan di situs pelacakan penerbangan FlightAware.com, hampir 10.000 penerbangan lagi ditunda.
Situs web itu menunjukkan bahwa 1.779 penerbangan Hari Natal dibatalkan di seluruh dunia, bersama dengan 402 lainnya yang telah dijadwalkan pada hari Minggu besok 26 Desember 2021.
Berdasarkan data FlightAware, lalu lintas udara komersial di Amerika Serikat dan ke dalam atau ke luar negeri menyumbang lebih dari seperempat dari semua penerbangan yang dibatalkan selama akhir pekan.
Di antara operator AS pertama yang membatalkan liburan akhir pekan adalah United Airlines dan Delta Air Lines (DAL.N) , yang membatalkan hampir 280 penerbangan gabungan pada hari Jumat saja, dengan alasan kekurangan personel di tengah lonjakan infeksi corona.
Infeksi virus ini telah melonjak di Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir karena varian Omicron yang sangat menular.
Pertama kali terdeteksi pada November dan sekarang menyumbang hampir tiga perempat kasus AS dan sebanyak 90% di beberapa daerah, seperti pesisir timur.
Menurut perhitungan Reuters, jumlah rata-rata kasus baru virus corona AS telah meningkat 45% menjadi 179.000 per hari selama seminggu terakhir. Dan New York melaporkan lebih dari 44.000 infeksi yang baru dikonfirmasi pada hari Jumat saja, memecahkan rekor harian negara bagian itu.
Sedangkan di Inggris, banyak industri dan jaringan transportasi berjuang dengan kekurangan staf karena pekerja yang sakit diisolasi sendiri, sementara rumah sakit telah memperingatkan risiko dampak pada keselamatan pasien.
Satu dari 20 warga London terpapar Covid-19, angka yang bisa meningkat menjadi satu dari 10 pada awal pekan depan, menurut data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional.
Data pemerintah menunjukkan rekor penghitungan 122.186 infeksi baru secara nasional pada hari Jumat, menandai hari ketiga di mana jumlah kasus yang diketahui telah melampaui 100.000 orang.
Sementara penelitian terbaru menunjukkan Omicron bergejala yang lebih ringan, dan tingkat rawat inap yang lebih rendah, daripada varian Covid-19 sebelumnya.
Pejabat kesehatan setempat juga telah mempertahankan catatan yang hati-hati tentang prospek tersebut.
Sedangkan Prancis mencapai rekor infeksi hariannya melebihi 94.000 sementara rawat inap akibat virus mencapai level tertinggi tujuh bulan, mendorong pemerintah untuk mengadakan pertemuan khusus untuk hari Senin yang dapat memicu pembatasan kesehatan masyarakat yang baru.***