Network
POSJAKUT - Benarkah Indonesia "darurat humor"? Pandji Pragiwaksono, Miing Bagito, dan Maman Suherman mengiyakan sekaligus membantahnya. Kalau iya kenapa? Kalau tidak, mengapa?
Dalam menutup akhir tahun 2021, Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) dan Humoria.id menginisiasi sebuah kegiatan untuk menyadarkan kembali banyak pihak terkait kondisi emosional bangsa ini yang sedang tidak stabil.
Bagaimana tidak, setiap hari kita disuguhi oleh ‘parade kemarahan’ serta ‘festival hujatan’. Menariknya, beberapa tensi tinggi itu konon dipercaya berasal dari produk humor.
Sebagai elemen anak bangsa, Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) dan Humoria.id merasa penting untuk segera melakukan sesuatu agar masyarakat luas mendapatkan alternatif pemikiran dan bukan hanya dijebak dalam kondisi yang penuh dengan aura negatif dalam bentuk Sarasehan “Indonesia Darurat Humor?”,
"Sarasehan ini adalah buah keresahan dari IHIK3 dan Humoria.id— sebagai dua lembaga yang sama-sama memiliki misi untuk menyebarkan humor di tanah air," kata Mbak Nia dari Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), Rabu 29 Desember 2021.
Menurut IHIK3, Indonesia butuh alternatif pemikiran untuk mempertebal imun tubuh kita menghadapi pandemi yang seolah tak mau pergi dan amarah atau ketersinggungan yang makin menjadi-jadi.
Maman Suherman (duta literasi & advisor IHIK3), Dedy ‘Miing’ Gumelar (pelawak grup Bagito), dan Pandji Pragiwaksono (pelawak tunggal) hadir memberikan pandangannya terkait tema tersebut di atas.
Lebih dari 10 tahun berpengalaman sebagai komika, tentu Pandji menekankan bahwa melawak tidak boleh sembarangan. Komika harus bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia sampaikan.
Namun, ketika si pelawak sudah berhati-hati tetapi tetap tersandung oleh kasus ketersinggungan, maka masalahnya seharusnya bukan semata-mata berasal dari pelawak tersebut.***
Artikel Rekomendasi