Apple Berencana Gunakan Strategi Penetapan Harga yang Ditemukan oleh Harvard

- 3 April 2022, 22:05 WIB
Logo Apple di Apple Store Manhattan, New York. /(REUTERS)/
Logo Apple di Apple Store Manhattan, New York. /(REUTERS)/ /Logo Apple di Apple Store Manhattan, New York. /(REUTERS)//

POSJAKUT - Apple baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menjual iPhone dan iPad secara berlangganan.

Dalam upaya berkelanjutan meningkatkan pendapatannya, Apple berupaya memikat pelanggan dengan menggunakan psikologi konsumsi ala Harvard untuk menerapkan penetapan harga strategis.

Konsepnya adalah dengan membuat pelanggan berkomitmen pada tarif yang lebih rendah dalam jangka waktu yang lama.

Pelanggan cenderung akan mempertahankan lebih banyak pelanggan dan mendapatkan lebih banyak pendapatan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Begini Tantangan Penerapan Ekonomi Hijau Mulai dari Tak Peduli Sampah hingga Penggunaan Produk Sekali Pakai

Strategi ini secara inheren akan meningkatkan pendapatan sambil mengunci loyalitas pelanggan. Masalahnya, Apple gagal menyesuaikan strategi penetapan harga dengan perilaku konsumen.

Apple mengabaikan alasan mengapa produknya tetap laku di pasar walau dengan harga fantastis karena para penggemar garis keras yang benar-benar membelinya tanpa peduli harga.

iPhone menjadi sensasi di kalangan sosialita dan memberi eksklusivitas bagi mereka yang memiliki perangkat Apple terbaru.

Dengan demikian, hal ini mulai melemahkan nilai jual utamanya, yang nantinya dapat mengikis pendapatan.

Memang, gagasan untuk membayar telepon Anda dengan cicilan bulanan yang kecil mungkin terdengar asing. Selain itu, banyak operator telekomunikasi mulai menanggapi harga ponsel yang semakin mahal.

Strategi penetapan harga psikologis ini berhasil karena secara efektif menempatkan loyalitas di barisan terdepan dalam marketing.

Baca Juga: Bank Rusia Bekukan Cadangan Devisa, IMF Peringatkan Kemungkinan Default Utang Negara

Menurut riset, strategi seperti ini hanya cocok untuk bisnis seperti gym dan pusat kebugaran, bukan teknologi konsumen yang berpotensi membuat orang kecanduan.

Kesalahan yang dibuat Apple adalah daripada mencari solusi untuk masalah konsumen, mereka lebih memilih mengarahkan pandangannya pada peningkatan keuntungan, sesuatu yang dapat berjalan beriringan.

Solusi dan profitabilitas harus berbanding lurus, menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan simbiosis. Ini adalah metode yang terbukti benar untuk kesuksesan bisnis jangka panjang.

Begitulah cara Warren Buffett membuat keputusan bisnis, dan itulah yang membuat Apple menjadi perusahaan pertama yang mencapai nilai pasar 3 triliun USD.***

Editor: Abdurrauf Said


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini