POSJAKUT -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap Bank BRI bisa penuhi 30 persen pembiayaan kredit kepada usaha skala kecil.
 
Pembiayaan kredit usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM oleh BRI dinilai mampu menggerakkan ekonomi rakyat.
 
Diharapkan BRI sebagai perbankan yang memimpin sektor pembiayaan UMKM mampu memenuhi target porsi penyaluran kreditnya pada 2024.
 
Baca Juga: BRI dan Pegadaian Luncurkan Kartu Kredit Berbasis Tabungan Emas Pertama di Indonesia

Menko menyebut diutamakan agregat dari alokasi kredit yang disiapkan.
 
Selain itu Bank BRI melalui Kementerian BUMN mengkoordinasikan mekanisme yang diperlukan.
 
"Dana kredit sudah dimiliki oleh BRI yang menguasai 80 persen, bisa di share dengan BUMN lain juga mungkin dengan sektor lain di Himbara maupun Perbanas,” ujar Menko Airlangga dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis 10 Februari 2022.
 
Dilansir Antara, Airlangga menjelaskan bahwa Presiden Jokowi menargetkan penyaluran kredit untuk sektor UMKM sebesar Rp1.800 triliun pada 2024.
 
 
Namun target tersebut tidak untuk masing-masing perbankan karena tidak semua perbankan fokus pada penyaluran kredit UMKM.

“Nah sekarang rata-rata Rp1.200 triliun, untuk KUR sebetulnya hanya Rp372 triliun sehingga tentu masih ada delta yang cukup besar dan bisa diisi untuk pemberdayaan usaha kecil dan menengah,” ujarnya.

Menko juga menyampaikan bahwa BRI bisa melanjutkan skema bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada pedagang kaki lima dan pemilik warung.
 
BRI, kata Airlangga, bisa melanjutkan dengan penyaluran kredit super mikro termasuk melalui PNM untuk mendorong inklusi keuangan.
 
Baca Juga: Ajang Balap MotoGP Mandalika Akan Libatkan 1.023 UMKM dari seluruh Wilayah NTB

“Ini kita bisa mendorong financial inclusion. Dukungan UMKM terus dorong dan tentu kita melihat bahwa BRI adalah salah satu yang memberikan loan besar pada sektor usaha kecil dan menengah,” jelas dia.

Airlangga menambahkan bahwa kinerja perekonomian terus membaik.
 
Hal itu bisa dilihat dari indikator di sisi perbankan dana pihak ketiga dan jumlah kredit perbankan tumbuh masing-masing 12,2 persen dan 5,2 persen serta NPL yang naik 3 persen.
 
Baca Juga: Kementerian Kominfo Dukung Pengembangan Bisnis Puluhan Ribu UMKM

Untuk penanganan dari sisi kesehatan, pemerintah meningkatkan level PPKM menjadi level 3 terutama di provinsi Jawa untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.
 
Pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar Rp452 triliun yang difokuskan pada pemulihan perekonomian dan penanganannya.

Menurut Airlangga, Omicron ini dari segi grafik akan lebih cepat tetapi dari segi bandwidth atau amplitudonya lebih sempit.
 
"Ini yang tentu kita harapkan, puncak pada bulan Februari dan berharap di bulan Maret akan mulai landai,” kata Airlangga.***