Mantan Wapres Jusuf Kalla: SDA Kita Jauh Lebih Baik, Kebijakan Ekonomi Pemerintah Harus Diperbaiki!

6 November 2022, 18:03 WIB
Mantan Wapres Jusuf Kalla: SDA Kita Jauh Lebih Baik, Kebijakan Pemerintah yang Harus Diperbaiki /Nur Aliem Halvaima /Foto: Universitas Paramadina/Posjakut

POSJAKUT - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, di manapun jika terjadi suatu krisis di suatu wilayah, itu bisa memberikan manfaat apabila negara itu mampu mengisi kebutuhan itu. 

“Jadi jangan dianggap krisis dunia itu merupakan krisis keseluruhan, ada yang mengambil manfaat, Vietnam mengambil manfaat, Filipina, kenapa kita tidak?," kata Jusuf Kalla.

Berarti, katanya, ada yang harus dievaluasi kebijakan kita sehingga kita bisa dapat hasil yang maksimal. JK mengaku yakin resesi dunia tidak banyak menyentuh Asia tenggara. 

Baca Juga: Jusuf Kalla di Acara PSBM-KKSS: Banyak Perusahaan 'Hilang' Karena Tak Ada Generasi Penerusnya

"Karena kita cukup listrik berlebih untuk PLN, harga batubara naik. Kita baru swasembada pangan beras diberi penghargaan. Itu artinya kita tidak memiliki 2 masalah yang menyebabkan resesi negara-negara eropa,” jelas JK.

Diungkapkan oleh mantan Wapres SBY dan Jokowi ini, pengalaman krisis keuangan perekonomian Amerika jatuh. Tapi Indonesia masih tumbuh 4,5% turun dari 6, tapi dalam 1 tahun kembali naik. 

Jadi ekonomi dunia tidak berarti semua ekonomi tersambung. Karena itu saya mengatakan jangan pesismis, mari kita optimis. 

Baca Juga: Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) Digelar di 'Kota Daeng' 13-15 Mei, Dibuka Mantan Wapres Jusuf Kalla

"Justru dari krisis itu kita mengambil manfaat mendukung dunia dengan mengambil manfaat ekonominya,” papar JK dalam diskusi panel di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu kemarin.

Diskusi panel yang digelar Universitas Paramadina dan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) Jerman ini, membahas tentang refleksi ekonomi Indonesia di tengah tekanan ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19 serta perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan dunia. 

Lebih lanjut JK menyarankan bahwa kita harus mempunyai hubungan baik dengan bangsa lain, perjanjian perdagangan harus cepat, jangan ketinggalan mengambil manfaatnya seperti Vietnam, Filipina, Malaysia.

Baca Juga: Pemerintah Jepang Beri Penghargaan Kepada Jusuf Kalla, Sri Sultan dan Yusron Mahendra

"Hal ini karena kita jauh lebih baik Sumber Daya Alam kita jauh lebih baik,“ katanya.

Berarti kebijakan pemerintah Indonesia, kebijakan keungan, moneter, investasi, energi, harus kita perbaiki. 

"Hukum yang menyebabkan orang khawatir untuk investasi harus serius kita perbaiki,” katanya.

Kita Harus Optimis

Dalam keynote speech-nya JK juga menyatakan bahwa menyadari pertemuan G20 ini adalah pertemuan yang paling dilematis dan mungkin yang paling ribet. 

Baca Juga: Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Undang Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla Hadir di Muktamar

Misalnya kemungkinan adanya banyak kendala karena adanya perang Rusia-Ukarina. Pertentangan Amerika, Rusia dan terakhir dengan Saudi. 

Adanya saling embargo Rusia dengan negara-negara Eropa hingga terjadilah krisis ekonomi di Eropa.

“Kita bersyukur dihadiri seluruh pemimpin negara-negara G20, kita berharap agar Indonesia bisa mendamaikan pimpinan - pimpinan negara, Putin-Biden dsb. Walaupun saya yakin ini bukan pekerjaan mudah,” ujar JK.

Baca Juga: Ketum DMI Jusuf Kalla, Terima Bantuan Wakaf 2000 Al-Qur'an dari BPP KKSS Melalui Muchlis Patahna

Namun akibat konflik-konflik antar negara ini dan kebijakan-kebijakan bukan hanya di Rusia dan Ukraina juga China, Jepang, Amerika, korea selatan dan utara itu juga bagian di Asia Timur yang memberi dampak kepada ekonomi kewilayahan.

Namun di Asia Tenggara relatif jauh termasuk indonesia. Karena itu kalau kita lihat ramalan Worldbank, Vietnam bisa tumbuh 7,5%, Filipina 6,5-7%, Malaysia 6,4%, Indonesia 5%. 

"Jadi di ASEAN kita nomor 4, artinya kita mempunyai peluang lebih baik lagi," kata JK. 

Itu artinya ada peluang dari krisis energi, krisis pangan di dunia justru memberikan suatu kebutuhan yang dapat kita berikan,” imbuhnya.***

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Tags

Terkini

Terpopuler