Presidensi G20 Jadi Forum Pembuktian Kekuatan Indonesia dan Negara Berkembang di Dunia

6 Desember 2021, 15:35 WIB
Indonesia Tuan Rumah Presidensi G20 /kemenkeu.go.id

POSJAKUT --  Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengungkap Presidensi G20 menjadi momentum bagi Indonesia menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang.

Menurut Riefky,  forum ini jadi ajang pertama kali bagi negara berpengaruh kuat dalam ekonomi sosial seperti Jepang, Cina atau Indonesia dengan negara maju yang punya kekuatan teknologi dan mumpuni dalam menangani krisis.

“Selama pandemi, Presidensi G20 tahun depan pertama kali dipegang oleh negara berkembang yangselama ini dinilai masih ‘under address’,” jelas Riefky di Jakarta, Senin 6 Desember 2021.

Baca Juga: Presiden Ingatkan Ingatkan Peran PA GMNI Sebagai Rumah Besar Kaum Marhaenis, Menangkan Kompetisi

Ia mencontohkan masalah kesehatan yang dinilai masih minim ditangani negara berpendapatan menengah dan rendah. Bahkan banyak yang menyalahkan negara berkembang. “Jadi kesan menyalahkan, kenapa muncul varian Omicron atau varian Delta, itu karena memang negara maju menahan hak paten vaksin,” kata Riefky.

Seperti diketahui dalam Forum G20, terdapat dua jalur pembahasan agenda yakni Jalur Keuangan (Finance Track 20) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track 20). Agenda yang dibahas dalam Finance Track terkait ekonomi dan keuangan. Sementara, Sherpa Track fokus pada isu yang lebih luas, seperti perubahan iklim, pembangunan, perdagangan, energi, antikorupsi, dan geopolitik.

Riefky menilai agenda prioritas yang akan diusung Indonesia dalam Sherpa Track sudah merepresentasikan kebutuhan nasional serta negara berkembang dan maju, bahkan negara miskin. Selain isu kesehatan, beberapa isu lain yang diusung Indonesia merupakan isu yang selama ini tidak terlihat oleh negara-negara maju.

Baca Juga: Saat Ini Indonesia Punya 395 Juta Lebih Stok Vaksin untuk Dukung Program Vaksinasi

Di sisi lain, Riefky menekankan pentingnya mendorong komitmen bersama dari seluruh negara G20 untuk menuangkan hasil diskusi menjadi actionable plan yang konkrit yang disepakati seluruh negara.

 “Mereka berkomitmen untuk mengimplementasikannya menjadi tantangan tersendiri. Forum G20 kerap menghasilkan keputusan yang baik untuk diimplementasikan, tetapi kemudian turunannya tidak visible untuk dijalankan oleh beberapa kelompok negara,” ujar Riefky.

Presidensi G20 Indonesia akan menjadi acuan penyelenggaraan pertemuan-pertemuan G20 selanjutnya pada 2022.  Penting bagi Indonesia untuk menetapkan agenda yang progresif, tapi realistis dan inklusif.

Terlebih lagi, tongkat estafet Presidensi G20 berikutnya akan dipegang oleh India yang juga merupakan negara berkembang.***

Editor: Fenty Ruchyat

Tags

Terkini

Terpopuler