Mengenal Metaverse, Dunia Masa Depan yang Menjanjikan

25 November 2021, 14:43 WIB
Metaverse menghubungkan semua orang di dunia virtual /news.bitcoin.com

PosJakut - Beberapa minggu belakangan dunia teknologi ramai memperbincangkan "metaverse". Lantas apa itu metaverse?

Istilah metaverse pertama kali muncul dalam karya sains fiksi Neal Stephenson berjudul Snow Crash (1992) di mana metaverse adalah dunia virtual berupa program tiga dimensi tempat semua orang dapat berinteraksi dalam bentuk avatar.

Konsep inilah yang kemudian melahirkan metaverse yang menurut CEO Meta Platforms Inc. yang sebelumnya bernama Facebook, Mark Zuckerberg, didefinisikan sebagai "Internet yang berwujud di mana Anda dapat memasukinya dari pada sekadar melihatnya."

Baca Juga: Banjir Bandang di Tegal, 12.518 Warga Terpaksa Mengungsi

Dilansir dari digitaltrends.com, metaverse sederhananya adalah Virtual Reality (VR) atau realitas virtual tempat semua orang diseluruh dunia dapat berinteraksi satu sama lain maupun dengan metaverse itu sendiri.

Beda dari sekadar internet biasa, di metaverse kita dapat memperoleh barang-barang yang kita inginkan seperti bangunan, kendaraan, dan lain-lainnya secara virtual.

Pengguna juga bisa berpijak dan menjelajahi metaverse seperti halnya di dunia nyata.

Akan tetapi konsep mengenai cara kerja metaverse itu sendiri beragam.

Metaverse menurut Mark Zuckerberg adalah dunia tak terbatas dan menghubungkan antar komunitas virtual di dalamnya untuk bertemu, bekerja, dan bermain bersama menggunakan headset VR, perangkat AR, PC, ataupun, ponsel pintar.

Baca Juga: PERISTIWA BERSEJARAH! Pesawat Luar Angkasa Pertahanan Bumi Pertama Akan Diluncurkan Hari Ini

Mark Zuckerberg sedang mengamati sarung tangan haptic.

Lewat wawancaranya di podcast TheVergecast, Mark mengatakan bahwa hampir semua perangkat pintar kini bisa mengakses metaverse namun baginya teknologi VR memiliki peran terpenting dalam metaverse.

Berbeda dengan Mark, CEO Google Inc., Sundar Pichai menganggap pengalaman Augmented Reality (AR) atau realitas tertambah lebih sesuai untuk metaverse.

Baginya komputasi berkembang tiap masanya, tidak selalu kita harus berinteraksi dengan kotak hitam. 

"Seperti Anda berbicara dengan orang. Anda berinteraksi dengan komputer akan menjadi lebih mendalam. Mereka akan ada saat Anda membutuhkannya. Jadi, saya selalu bersemangat tentang masa depan komputasi imersif AR."

Baca Juga: Debut di Netflix, Kristo Immanuel: Berawal dari Ga Dapet Magang di Netflix, Eh Malah Main Filmnya

Apa Perbedaan AR dengan VR?

Virtual Reality (VR) adalah teknologi di mana kita dapat berinteraksi di dunia virtual seperti halnya di dunia nyata. Konsep inilah yang dikembangkan oleh Mark Zuckerberg untuk cara kerja metaverse.

Sementara Augmented Reality (AR) adalah teknologi di mana kita dapat merasakan informasi perseptual yang dihasilkan komputer berinteraksi di dunia nyata.

AR dianggap akan memberi pengalaman komputasi lebih mendalam di metaverse menurut Sundar Pichai.

Walaupun begitu nampaknya CEO Google Inc. tersebut belum menunjukkan antusiasnya dengan metaverse.

Lain halnya dengan Mark Zuckerberg yang sudah menunjukkan ketertarikannya dengan metaverse sejak awal Januari 2020 lalu, ia bahkan mengubah citra perusahaannya pada 28 Oktober 2021 dari Facebook Inc. menjadi Meta Platforms Inc. atau Meta singkatnya.

Baca Juga: Jakarta Segera Kirim 500 Sapi Kupang ke PD Sarana Mandiri Serta Pasok Kebutuhan Daging ke Kota Pekanbaru Riau

Melangkah lebih jauh, Mark bahkan telah menghabiskan $10 miliar untuk berinvestasi di metaverse tahun ini. Begitu besar kepercayaannya terhadap metaverse.

Beda kepala beda pendapat, tidak semua orang percaya metaverse akan menjadi penerus internet yang menjanjikan di masa depan. Sebagian menganggap metaverse hanya tren sesaat.***

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Forbes The Verge 9to5Google digitaltrends The Journal Record Instagram @nft

Tags

Terkini

Terpopuler