TAUSYIAH : Cara Membahagiakan Orangtua

- 24 Juni 2022, 12:30 WIB
ILUSTRASI : Ijab kabul perkawinan adat Makassar. Dengan menikah salah satu kebahagian tersendiri bagi orang tua
ILUSTRASI : Ijab kabul perkawinan adat Makassar. Dengan menikah salah satu kebahagian tersendiri bagi orang tua /Foto : dok Nur Aliem Halvaima - Posjakut/

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

TAUSYIAH POSJAKUT - CARA MEMBAHAGIAKAN ORANGTUA

PERTAMA: Menuruti perintah keduanya.

Dari Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata,

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ وَ سَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 2).

'Atha' pernah ditanya oleh seseorang yang ibunya meminta kepadanya untuk shalat wajib dan puasa Ramadhan saja (tidak ada amalan sunnah), apakah perlu dituruti. 'Atha' mengatakan, "Iya tetap dituruti perintahnya tersebut.”

Baca Juga: TAUSIYAH : Bahaya Durhaka kepada Orang Tua

Usamah bin Zaid, seorang sahabat yang dirinya dan orang tuanya disayangi oleh Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan bahwa ia memiliki seribu pohon kurma. 

Ia memang sengaja mempercantik atau merapikannya. Lalu ada yang berkata pada Usamah, kenapa bisa sampai lakukan seperti itu. 

Usamah menjawab bahwa ibunya sangat suka jika melihat keadaan kebun kurma itu indah, maka ia melakukannya. Apa saja hal dunia yang diminta oleh ibunya, ia pasti memenuhinya. 

Catatan: Namun ingat bukan taat dalam bermaksiat.

Dari 'Ali radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ

“Tidak ada ketaatan dalam melakukan maksiat. Sesungguhnya ketaatan hanya dalam melakukan kebajikan.” (HR. Bukhari, no. 7257 dan Muslim, no. 1840)

Baca Juga: TAUSIYAH : Memberkahi Rezeki dan Panjang Umur

Dari 'Ali radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِى مَعْصِيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat pada Allah 'azza wa jalla.” (HR. Ahmad, 1: 131. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim).

Perintah orang tua tetap diikuti selama bukan perintah bermaksiat sebagaimana disebutkan dalam hadits,

أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ

“Taatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat." (HR. Ahmad, 2:164). ***

WaLLAAHUa'lam.

(diolah dari TAUSYIAH Dra. Hj. Fatamorgana Djufrie Tambora, dosen Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar Sulawesi Selatan).

 

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini