POSJAKUT – Sekolah Menengah Kejuruan (SKM) dan Politeknik membuat Ship Simulator Kapal perdana di Indonesia, sehingga bisa menghemat biaya ratusan juta hingga miliar rupiah.
Selama ini Ship Simulator Kapal harus impor antara lain dari India, Rusia, dan Norwegia yang harganya mencapai Rp1,2 hingga Rp4,7 miliar per unit.
"Berhasilnya Indonesia membuat Ship Simulator Kapal ini diharapkan semua sekolah vokasi kemaritiman, baik SMK maupun politeknik bisa memiliki alat peraga tersebut," kata Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV-BMTI), Supriyono saat dihubungi, Jumat 27 Mei 2022.
Baca Juga: Dirjen Diksi Sebut 4 Soft Skills Ini yang Harus Dimiliki Lulusan Vokasi
Sesuai Peraturan Kementerian Perhubunan Nomor 70 tahun 2013, setiap lembaga pendiidikan yang memiliki jurusan kemaritiman wajib memiliki ship simulator kapal.
Menurut dia, kenyataannya, tidak semua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyelenggarakan program studi kematiman memiliki Ship Simulator Kapal.
"Karena itu, BBPPMPV-BMTI menginisiasi membuat Ship Simulator Kapal sendiri. Selain dikerjakan SMK 1 Mundu, Cirebon dan Politeknik Kemaritiman, Semarang, kami menggandeng industry," jelas Supriyono.
Alhasil, alat simulasi kemudi kapal digital yang digunakan sebagai alat praktek siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kemaritiman itu untuk pertama kalinya dibuat di dalam negeri.
Ship Simulator buatan siswa SMK dan mahasiswa Politeknik itu sudah dilouncing di Bandung, Jumat 27 Mei 2022.
Artikel Rekomendasi