TAUSIYAH : Ayat Yang Membuat Rasulullah Menangis

- 22 Mei 2022, 07:30 WIB
ILUSTRASI : Ada ayat di Al Qur'an yang kalau dibaca, membuat Rasulullah menangis. Ayat apa saja itu?
ILUSTRASI : Ada ayat di Al Qur'an yang kalau dibaca, membuat Rasulullah menangis. Ayat apa saja itu? /Nur Aliem Halvaima /Foto : Istimewa / POSJAKUT /

AYAT YANG MEMBUAT RASULULLAH MENANGIS

POSJAKUT - Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menangis dan mengatakan pada Ibnu Mas'ud 'cukup, cukup' saat membaca ayat berikut ini.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata,

قَالَ لِى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « اقْرَأْ عَلَىَّ » .قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ « فَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِى » . فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ حَتَّى بَلَغْتُ

( فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا )

قَالَ « أَمْسِكْ » . فَإِذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ

“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku,

“Bacalah Al Qur'an untukku.”

Maka aku menjawab, “Wahai Rasulullah, bagaimana aku membacakan Al Qur'an untukmu, bukankah Al Qur'an diturunkan kepadamu?”

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku suka mendengarnya dari selainku.”

Baca Juga: TAUSIYAH : Tetangga Ahli Surga

Lalu aku membacakan untuknya surat An Nisaa' hingga sampai pada ayat (yang artinya), “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)" (QS. An Nisa’: 41).

Beliau berkata, "Cukup."

Maka aku menoleh kepada beliau, ternyata kedua mata beliau dalam keadaan bercucur air mata." (HR. Bukhari no. 4582 dan Muslim no. 800).

Beberapa faedah dari hadits di atas:

1- Disunnahkan mendengarkan Al Qur'an dari yang lain dan bolehnya meminta yang lain untuk membacakannya.

2- Orang yang mendengarkan bacaan Al Qur'an terkadang lebih merenungkan daripada yang membaca. Artinya, orang yang mendengarkan terkadang lebih mendapatkan manfaat daripada yang membaca. Oleh karenanya ada yang menyatakan,

القَارِيْءُ حَالِبٌ وَالمسْتَمِعُ شَارِبٌ

“Orang yang membaca Al Qur'an adalah pemerah, sedangkan yang mendengarkan adalah yang meminumnya.” Maksudnya, orang yang mendengarkan kadang lebih banyak raih manfaat.

Baca Juga: TAUSIYAH : Batas Boleh Tidaknya Shalat Berjamaah

3- Bolehnya meminta kepada orang lain untuk membacakan Al Qur'an walaupun orang yang membacakan lebih rendah keilmuannya. Karena ada sebagian orang yang diberikan suara yang bagus dalam membaca Al Qur'an, namun ia memiliki sedikit ilmu.

4- Hadits ini menunjukkan berkahnya Al Qur'an karena dapat bermanfaat bagi yang membaca dan yang mendengarkan.

5- Hadits ini menunjukkan keutamaan sahabat 'Abdullah bin Mas'ud karena beliau dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan ayat yang ia baca.

Hal ini menunjukkan pula Ibnu Mas'ud sangat semangat mengkaji Al Qur'an, menghafalkannya dan mutqin (hafalan yang kokoh) dengannya.

Baca Juga: TAUSIYAH : Mengapa Harus Ijtihad? Ini Dalilnya!

6– Boleh menyuruh orang lain berhenti di ayat tertentu dan mengatakan 'cukup, cukup'.

7- Hadits ini menunjukkan bahwa Al Qur'an hendaknya di-tadabburi (direnungkan maknanya) sehingga punya pengaruh di hati seperti yang ada pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

8- Hadits ini menunjukkan keutamaan orang yang takut pada Allah kala mendengar ayat Al Qur'an lalu ia meneteskan air mata. Namun menangisnya tidak dengan memekikkan atau mengeraskan suara.

Baca Juga: TAUSIYAH : Bagaimana Mengukur Bahagia? Hidup Dengan Senyum Tanpa Tangisan?

Demikianlah keadaan para ulama. Sebagaiman kata Imam Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya,

وَهَذِهِ أَحْوَالُ العُلَمَاءِ يَبْكُوْنَ وَلاَ يَصْعَقُوْنَ، وَيَسْأَلُوْنَ وَلاَ يُصِيْحُوْنَ، وَيَتَحَازَنُوْنَ وَلاَ يَتَمَوَتُوْنَ

“Inilah keadaan para ulama. Mereka menangis namun tidak memekikkan suaranya. Mereka meminta namun tidak berteriak. Mereka juga bisa sedih namun tidak memperlihatkan kesedihannya.”

Takut pada Allah dan menangis saat membaca Al Qur'an adalah sifat terpuji sebagaimana pula disebut dalam ayat-ayat berikut,

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah." (QS. Az Zumar: 23).

Baca Juga: TAUSIYAH : Menunjuk Pengganti Imam

Juga ayat,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS. Al Anfaal: 2).

نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ مِنْ أَهْلِ القُرْآنِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ بِهِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا يَمُوْتُوْنَ عَلَيْهِ وَيُحْيُوْنَ عَلَيْهِ

“Kami berdo'a pada Allah supaya menjadikanku dan kalian sebagai ahli Qur'an yang mengamalkannya secara lahir dan batin, mati sebagai ahlinya dan dibangkitkan (dihidupkan) sebagai ahlinya."

WaLLAAHUa'lam. ***

(diolah dari TAUSYIAH Dra. Hj. Fatamorgana Djufrie Tambora, dosen Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar Sulawesi Selatan).

 

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x